Rabu, 29 Mei 2013

Melongok Kampung Kanker di China

Feng selalu terbayang-bayang wajah suami dan putranya yang meninggal akibat kanker.


 
Polusi membuat desa ini penuh dengan penderita kanker?/CNN

KAMPUNG WULI - Feng Xiaofeng berjalan menyusuri gang menuju rumahnya di Wuli, kampung biasa yang terletak di provinsi Zhejiang bagian timur China, yang dibebani dengan masalah yang luar biasa.

Feng cepat-cepat mendorong pintu rumahnya. Namun, sebelum mengeluarkan sepatah kata, dia mulai menangis dan menunjuk ke arah dua pigura foto yang sama persis, yang digantung berdampingan di dinding rumahnya. Foto seorang lelaki tua dan lelaki yang berusia lebih muda. Kedua foto itu kelihatannya seperti foto paspor atau foto resmi yang sudah pudar.

Kedua foto ini terus menghantui Feng.

"Saya tidak ingin tinggal di rumah ini. Saya tidak ingin tidur di sini di malam hari," sahutnya. "Suami saya adalah pilar keluarga dan ketika dia meninggal rasanya seperti pilar rumah kami runtuh. Kemudian anak laki-laki saya juga meninggal."

Keduanya meninggal terpaut jarak 10 tahun akibat kanker.

Suara tangisan Feng menarik sejumlah penduduk kampung berkumpul di halaman rumah Feng yang mungil. Mereka juga memiliki cerita masing-masing.

Menjanjikan Kemakmuran
Mereka mengungkapkan bahwa Wuli dulu pernah terkenal karena bukit-bukit berhutan dan tanahnya yang subur. Tahun 1990, sejumlah pejabat pemerintah datang ke situ dan menjanjikan kemakmuran. "Semua pejabat lokal mengisi kantong mereka dengan uang," kata seorang perempuan tua dengan nada marah. Selama periode itu, sejumlah perusahaan tekstil pindah ke Wuli, membangun pabrik mereka di penjuru kota.

"Semua pabrik ini seharusnya dipindahkan karena mereka semua menyebabkan penyakit kanker," kata salah seorang laki-laki, sementara warga yang lainnya mengangguk-anggukkan kepala mereka. "Semua pabrik ini seharusnya dipindahkan dari sini."

Mereka mengatakan bahwa Wuli sekarang adalah "kampung kanker."

Istilah ini muncul beberapa tahun yang lalu, ketika ketika sejumlah wartawan sekaligus aktivis China seperti Deng Fei mendapatkan bukti betapa tingginya angka kanker di seluruh China, terutama di daerah pedesaan yang didominasi oleh industri.

Deng, yang waktu itu bekerja di sebuah majalah yang berkantor di Hong Kong, memfokuskan tulisannya pada dampak dari pencemaran air di daerah pedesaan China.

"Karena air sangat penting bagi manusia, polusi menimbulkan dampak yang lebih signifikan terhadap kesehatan masyarakat," katanya.

"China sedang menderita akibat dampak negatif dari pola pertumbuhan ekonomi yang tidak tepat. Dan negara ini akan terus membayar mahal untuk terjadinya polutan berat di masa yang akan datang."

Tahun ini, menghadapi tekanan publik, pemerintah mengakui bahwa kampung kanker itu memang benar ada. "China telah memproduksi dan memanfaatkan produk kimia beracun. Banyak tempat yang mengalami krisis air minum dan polusi yang menyebabkan isu-isu sosial yang serius seperti munculnya kampung kanker," ujar sebuah dokumen yang dipublikasikan menyusul terungkapnya kampung kanker.

Deng menyebutnya sebagai "langkah yang sangat signifikan."

"Hanya dengan mengakui masalah kita dapat menerapkan upaya-upaya nyata untuk menangani masalah ini," katanya.

Tapi bagi aktivis seperti Wei Donying di Kampung Wuli, pengakuan saja tidak cukup.

Ia menggelar peta di atas lantai ruang keluarganya. Ia menaruh foto-foto di bagian yang berbeda-beda di peta tersebut.

"Coba lihat semua ikan yang mati di pantai ini," katanya, "dan di sini, kanal berubah menjadi berwarna merah." Wei memetakan terjadinya polusi beracun selama beberapa dekade belakangan ini. Pada 2002 ia sendiri pernah merasa ketakutan mengidap kanker, setelah tumor diangkat dari tubuhnya. Itu jenis tumor yang berbahaya, katanya.

Dia sudah mengajukan keluhan, membuat petisi, dan menjadi duri bagi pemerintah setempat. Ia mengaku dirinya telah dilecehkan dan diancam karena aksinya ini. Bahkan pada hari wawancara dengan CNN, seseorang yang dicurigai sebagai aparat keamanan negara diam-diam mengambil foto ketika CNN tengah bercakap-cakap dengannya. Wei mengatakan ada orang yang mendatanginya untuk mengajukan sejumlah pertanyaan ketika CNN sudah pergi meninggalkan kampung itu.

Wei mengajak CNN berkeliling melihat-lihat pabrik pencelupan, pabrik tekstil, dan pabrik tenun. "Pabrik ini hanya menghapus kata 'kimia' dari nama mereka ketika kami mengajukan keluhan," katanya. "Belum lama ini, kami berjaga-jaga di luar pabrik yang satu ini." Penjaga keamanan terlihat gugup melihat kami melalui pintu gerbang. "Mereka mengenal saya dengan baik," katanya.

"Yang saya inginkan adalah bisa menghirup udara bersih, air minum yang aman dan menggunakan tanah yang tidak terkontaminasi. Itu saja yang saya minta, tapi saya rasa permintaan ini terlalu berlebihan."

Akuntabilitas
Wei yakin bahwa ada salah satu pabrik yang menyebabkan kanker, tetapi semua pabrik membuang air mereka, baik yang sudah diolah maupun atau tidak diolah, ke sungai yang sama, sehingga hampir mustahil untuk memilah-milah mana yang mencemari dan yang nonpolusi.

Greenpeace menyerukan minimnya akuntabilitas "dari kegiatan yang seolah-olah baik-baik saja." Dalam penelitian terbaru yang diberi judul "Ancaman Beracun", mereka mempekerjakan sejumlah ilmuwan untuk menguji air di wilayah tersebut dan mengatakan bahwa mereka menemukan setidaknya 12 bahan kimia beracun.

Seorang pejabat pemerintah lokal yang bertanggung jawab atas Wuli, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada CNN, "kami menyadari situasi ini dan kami telah mencoba yang terbaik untuk mengatasi masalah ini. Ini adalah tanggung jawab kami." Mereka tidak merinci rencana yang akan mereka lakukan itu.

Provinsi Zhejiang adalah pusat industri tekstil China, yang terbesar di dunia. Wilayah ini melayani pesanan dari mayoritas merek pakaian terkenal di dunia. Greenpeace menyerukan transparansi penuh antara pemasok dan merek busana tersebut. Greenpeace ingin pabrik-pabrik tersebut memperbaiki tindakan mereka atau menutup pabrik mereka.

Tapi masalah dengan industri di China jauh lebih kompleks.

Selama 50 tahun terakhir daerah ini bergeser dari daerah pertanian ke industri berat. "Kami mengajukan keluhan dan petisi, tapi tidak ada gunanya, warga biasa tidak akan pernah bisa melawan pejabat dan menang," ujar petani dekat Taman Industri Binhai. Jadi, seperti banyak warga lain di sini, petani itu bekerja di sebuah pabrik pencelupan di malam hari. Dia mengakui itu adalah dilema bahwa mereka harus belajar untuk menjalani hidup seperti ini.

Membayar Mahal
Mungkin kondisi ini kontradiktif dengan pertumbuhan ekonomi China, tapi bagi Feng Xaiofeng masalahnya jauh lebih sederhana. Ia mengatakan bahwa ekspansi industri di kampung Wuli harus dibayar dengan harga yang terlalu mahal.

Ia merasa yakin bahwa pabrik-pabrik itulah menyebabkan suami dan putranya mengidap kanker. Ia berharap pemerintah akan memindahkannya dari rumahnya yang kini kosong melompong. "Tak seorang pun dari pemerintah pernah datang dan menemui saya atau memeriksa kondisi saya."

"Saya sangat sedih. Saya sudah tidak punya air mata lagi untuk dikeluarkan," katanya sendu.

Sumber: SHNews.co.

Rabu, 22 Mei 2013

Ananda, Bayi Penderita Kanker Masih Berobat Jalan

Keluarga Ananda mengharapkan segera mendapatkan ruang perawatan dan operasi.
 
Ananda berobat jalan karena tak ada ruangan perawatan/SH/Robinho Hutapea.
 
JAKARTA  - Ananda Nafisah Dafa Putri (4), sebagai anak-anak, tetap bermain dengan saudaranya di dalam rumah yang smpit di Kampung Cilangkap RT 02/02, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok.
 
Meski mata sebelah kiri semakin membesar, Ananda tetap bermain sebagaimana biasanya dan seakan-akan tidak merasakan penyakit yang dideritanya. Padahal, kedua orang tuanya selalu cemas dan khawatir akan benjolan matanya bila tersentuh atau bersentuhan dengan benda keras.

Ananda, putri pasangan Sriyono (36) dan Sri Sukatni (35) ini, menderita kanker di bagian mata. Orang tuanya tidak menyangka bila anak kembarnya itu menderita penyakit kanker di bagian mata.

Memang, saat masih berusia 2,5 tahun, ada benjolan di bagian mata kiri Ananda. Namun, karena ketidaktahuan, ibunya hanya memberi obat tetes mata yang dibeli di warung. Obat dari warung itu bukannya menyembuhkan, justru membuat mata Ananda semakin membesar hingga keluar dari kelopak matanya.

Kini, Ananda yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara itu masih menjalani rawat jalan untuk pemeriksaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Ananda belum dirawat, meski sudah memperoleh fasilitas kesehatan melalui pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kota Depok melalui sebuah yayasan bernama Portalinfaq.

Kami disarankan menjalani rawat jalan karena masih membutuhkan waktu pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan tindakan operasi. Hanya saja, karena keterbatasan uang dan jaraknya cukup jauh, kami berharap anak kami bisa mendapat rawat inap dan segera diambil tindakan operasi,” harap Sri Sukatni, ibu Ananda kepada SH, Selasa (21/5).

Menurut Sri, karena tidak memiliki biaya selama ini, Ananda hanya dibawa berobat ke puskesmas setempat. Pembengkakan bocah itu semakin besar dan dokter puskesmas yang menanganinya menyebut bahwa Ananda menderita kanker mata.

Dokter minta agar segera dibawa berobat ke rumah sakit besar. Kami tidak sanggup karena suami saya hanya bekerja sebagai kuli bangunan,” jelasnya.

Di tengah kebingungan itu, Sriyono mendapat tawaran dari sebuah yayasan yang bersedia membantu pengurusan kartu Jamkesmas. Keluarga miskin ini sudah dua seminggu lalu mendapat kartu Jamkesmas.

Meski demikian, pihak RSCM belum menawarkan untuk rawat inap. “Kami memang tidak bisa rutin memeriksa Ananda ke RSCM karena ongkos ke Jakarta tidak selalu ada di tangan. Biaya tidak ada untuk memeriksakan secara rutin ke rumah sakit,” ujarnya.

Kedua orang tua bayi malang ini mengharapkan agar putrinya segera bisa mendapat ruangan perawatan. Pasalnya, selain membutuhkan ongkos jika melakukan pemeriksaan, mereka kasihan dengan kondisi fisik Ananda bila naik angkutan umum. Apalagi di rumah yang dikontrak ditinggali oleh tiga keluarga, yaitu saudara, ibunya, serta dia semakin membuat suasana rumah sempit dan sesak.

Dikatakan oleh Sriyono, Ananda dilahirkan kembar dengan kakak laki-lakinya yang kini diasuh oleh neneknya di kampung. “Saya tambah tak tega melihat kondisi anak saya karena mata Ananda sudah mengkhawatirkan dan harus segera dioperasi,” uangkapnya.

Di tengah ketidakberdayaan dan ketidakmampuan, orang tua Ananda juga mengharapkan bantuan masyarakat untuk meringankan beban mereka. Bantuan dari masyarakat sangat diharapkan agar putrinya bisa dilakukan tindakan operasi dan perawatan.

Memang, sudah ada kartu Jamkesmas, tapi masih banyak kebutuhan lain seperti obat-obatan yang memerlukan biaya sendiri.“Meski sudah mendapat kartu Jamkesmas, kami masih khawatir tidak semua biaya perawatan, tindakan operasi, dan obat-obatan bisa ditanggung kartu Jamkesmas,” ia menambahkan.

Sumber: SHNEws.co.

Selasa, 14 Mei 2013

Angelina Jolie dan Mastektomi Ganda

Keputusan Angelina Jolie melakukan mastektomi ganda sebagian karena melihat penderitaan panjang ibunya melawan kanker.
 
Angelina Jolie/www.timesunion.com.
 
Angelina Jolie mengakui melakukan operasi pengangkatan kedua pyaudaranya untuk mencegah kanker.

LOS ANGELES – Angelina Jolie telah melakukan mastektomi ganda atau operasi pengangkatan kedua payudaranya untuk mencegah kanker. Langkah ini diambil setelah diberitahu bahwa dia berisiko 87 persen terkena kanker payudara dan berpeluang 50 persen menderita kanker ovarium atau indung telur.

Dalam opini yang dia tulis di New York Times, Selasa (14/5), seperti diberitakan NBC News, Jolie mengatakan keputusan ini diambil setelah melihat perjuangan panjang ibunya melawan kanker. Ibunya, Marcheline Bertrand meninggal dunia pada 2007 di usia 56 tahun.

Aktris yang juga aktivis ini mengaku membawa BRCA1, gen yang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium. Jolie merujuk lembar fakta dari Cancer Institute di Stanford Medicine bahwa perempuan dengan gen BRCA1 rata-rata 65 persen berisiko terserang kanker payudara seumur hidup dan risiko kankernya meningkat pada usia dini. Jolie sendiri berusia 37 tahun.

Jolie mengatakan prosedur mastektomi berlangsung tiga bulan dan selesai pada 27 April silam. Dia mengatakan, operasi yang dilakoni, termasuk pula implan untuk merekonstruksi payudaranya.

Ibu enam anak ini mengatakan, pasangannya Brad Pitt menemani dia selama operasi.

Jolie berharap tulisannya ini akan mendorong perempuan lain.

"Saya memilih untuk tidak menyimpan cerita pribadi saya karena ada banyak perempuan yang tidak tahu bahwa mereka mungkin hidup di bawah bayang-bayang kanker," kata Jolie dalam artikel Times. "Harapan saya mereka juga melakukan pengujian gen, dan jika mereka berisiko tinggi mereka juga akan tahu bahwa mereka memiliki pilihan yang kuat."

Jolie bukan satu-satunya artis yang menjalani mastektomi ganda. Langkah pencegahan ini juga diambil bintang acara realitas televisi Sharon Osbourne, istri Ozy Osbourne, yang memiliki gen BRCA1 atau BRCA2.

"Saya sudah punya kanker sebelumnya dan saya tidak ingin hidup di bawah awan itu," kata Osborne dalam sebuah wawancara beberapa waktu silam.

Sumber: SHNews.co.

Rabu, 01 Mei 2013

Merokok Lebih Berisiko pada Perempuan

Secara biologis perempuan lebih rentan terhadap efek racun asap tembakau.
 
Perempuan perokok lebih berisiko terkena kanker/FoxNews.
 
LONDON - Hasil studi mengungkapkan bahwa merokok kemungkinan membawa ancaman yang lebih besar terhadap kesehatan perempuan dibandingkan terhadap laki-laki.

Dibandingkan laki-laki, perempuan yang merokok lebih berisiko mengidap kanker, demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Norwegia, seperti dikutip dari BBC, baru-baru ini.

Mereka menelaah rekaman medis dari 600.000 pasien dan menemukan risiko terkena kanker usus yang berkaitan dengan kebiasaan merokok yang berisiko dua kali lebih besar terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki.

Perokok perempuan 19 persen berisiko lebih tinggi mengalami penyakit itu sementara perokok laki-laki sembilan persen berisiko terkena penyakit ini, seperti diungkapkan oleh Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention.

Dalam studi tersebut, hampir 4.000 partisipan mengalami kanker usus. Perempuan yang mulai merokok ketika usia mereka 16 tahun atau lebih muda dan mereka yang sudah merokok selama berpuluh-puluh tahun lebih berisiko terkena kanker usus.

Tim yang dibentuk oleh University of Tromso untuk melakukan penelitian ini mengatakan bahwa penelitian mereka yang pertama menunjukkan bahwa perempuan yang merokok lebih sedikit dibandingkan laki-laki masih lebih berisiko terkena kanker usus.

Namun mereka tidak bisa memperhitungkan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi risiko terkena kanker jenis ini, seperti alkohol dan diet.

Temuan ini menunjukkan bahwa perempuan secara biologis kemungkinan lebih rentan terhadap efek racun dari asap tembakau.

Para ahli sudah mengetahui bahwa perempuan yang mulai merokok akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung jauh melebihi laki-laki yang juga melakukan kebiasaan ini, meski masih belum jelas mengapa ini bisa terjadi.

Hasil penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mungkin bisa menjelaskan mengapa ini bisa terjadi.

Sebuah tim dari University of Western Australia menemukan bahwa gadis remaja yang terpapar asap rokok pasif memiliki tingkat kolesterol "baik" yang lebih rendah yang mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

Perokok Pasif
Perokok pasif kelihatannya tidak memiliki dampak yang sama pada remaja laki-laki.

Studi ini meneliti lebih dari 1.000 remaja yang hidup di Perth, Australia.

"Mengingat penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada perempuan di dunia Barat, ini merupakan masalah yang serius," kata ketua penelitian ini, Chi Le-Ha.

Sekitar satu dari setiap lima laki-laki dan perempuan di Inggris adalah perokok.

Meskipun tingkat merokok telah berkurang baik pada laki-laki maupun perempuan, namun berkurangnya perokok perempuan tidak sebanyak pada laki-laki.

Tahun 2010 di Inggris, lebih dari seperempat murid SMP pernah mencoba merokok setidaknya satu kali dan lima persen merokok secara teratur. Anak perempuan lebih banyak merokok dibandingkan anak laki-laki, - di mana 9 persen perempuan pernah merokok dalam seminggu belakangan dibandingkan dengan anak laki-laki yang hanya enam persen.

Berhenti merokok akan mengurangi risiko terkena banyak penyakit, termasuk kanker.
Berdasarkan penelitian terhadap lebih dari satu juta perempuan, mereka yang berhenti merokok di usia 30 tahun nyaris akan benar-benar terhindar dari risiko kematian dini akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau.

"Ini membuktikan bahwa merokok menyebabkan setidaknya 14 jenis kanker yang berbeda, termasuk kanker usus," kata Sarah Williams dari Cancer Research UK.

"Bagi laki-laki dan perempuan, buktinya jelas - menjadi orang yang tidak merokok berarti Anda cenderung untuk mengidap kanker, penyakit jantung, penyakit paru-paru dan banyak penyakit serius lainnya."

June Davison, perawat jantung senior di British Heart Foundation, mengatakan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak dari perokok pasif.

Sumber : SHNews.co.

Minggu, 21 April 2013

Wortel, Penjinak Kanker Prostat

Asam retonoic dalam vitamin A ditemukan mampu mengekang sel-sel kanker ganas di prostat.
Wortel dan sayuran hijau dapt mengurangi ganasnya sel induk kanker prostat/Dok:ist.

YORK – Wortel adalah senjata baru dalam perang melawan kanker prostat, klaim para ilmuwan. Sebuah studi yang dipimpin Profesor Norman Maitland dari University of York, Inggris, menemukan diet kaya vitamin A bisa menjadi kunci untuk mengalahkan kanker prostat karena mempermudah pengobatan penyakit ini.

"Jika kankernya terbatas hanya pada prostat akan jauh lebih dapat diobati dengan obat konvensional. Ini mengenai lebih baik mencegah daripada mengobati. Ini dapat menghentikan penyebaran kanker,” ujar Prof Maitland dalam laporan Daily Mail, pekan ini.

Vitamin A dapat ditemukan dalam makanan seperti wortel, ubi jalar, dan sayuran berdaun hijau seperti kale. Dan, para peneliti mengungkapkan asam retenoic, bahan kimia dalam vitamin A, dapat mengurangi kemampuan sel-sel kanker untuk menyerang jaringan di sekitarnya.

"Kami mematikan gen-gen kembar tertentu dalam sel-sel induk kanker prostat yang ganas. Ketika kita mengaktifkannya kembali dengan asam retenoic, sel-sel kankernya jadi kurang agresif,” Prof Maitland.

Prof Maitland mengatakan sudah bertahun-tahun diketahui bahwa kadar rendah vitamin A dalam sampel darah pria terkait dengan kanker prostat. Namun, tidak yang tahu tentang mekanisme yang terlibat di dalamnya.

"Ini perkembangan baru yang menarik, yang menghubungkan unsur dari diet dengan sel induk kanker prostat.”

Sumber: SHNews.co.

Sabtu, 20 April 2013

Perempuan Diimbau Waspada Kanker Ovarium

Kanker ovarium tidak menunjukkan gejala spesifik sehingga perempuan kerap mengabaikan gejalanya.


Foto:www.daily-mail.co.zm

MEDAN - Kaum wanita diimbau selalu waspada kemungkinan terkena kanker ovarium. Sebaiknya lebih sering melakukan pemeriksaan ke dokter ahli karena jenis penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala awal.

Konsultan Onkologi Ginekologi RSCM Jakarta, Prof Farid Aziz, dalam seminar penanganan kanker pada sistem reproduksi perempuan, di Medan, Kamis (19/4), mengatakan sekitar 80 persen kasus kanker ovarium yang ditemukan sudah masuk pada stadium lanjut.

Kanker ovarium tidak menunjukkan gejala spesifik, sehingga membuat kaum wanita lalai. Padahal kanker ovarium salah satu kanker paling mematikan bagi perempuan.

Kanker ini bergejala menyerupai penyakit umum, termasuk gejala pada gangguan sistem pencernaan dan kandung kemih. Ketika kanker benar-benar berada pada ovarium, gejala yang dirasakan penderita biasanya akan semakin terasa.

Menurut dia ada beberapa gejala umum yang dapat dicurigai sebagai gejala kanker tersebut dan harus segera diperiksa ke dokter, misalnya rasa kembung atau kekenyangan.

"Kemudian sakit dibagian pelvis, sering muntah dan buang air kecil, penurunan berat badan, sakit kepala dan sering merasa lelah, nyeri pada perut, dan rasa sakit pada bagian punggung bawah," katanya.

Sementara Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof Andrijono, dalam kesempatan yang sama, mengatakan, hingga saat ini penyebab kanker ovarium belum ditemukan.

Pada umumnya kanker bermula ketika sel sehat mengalami mutasi gen sehingga mengubah sel normal menjadi sel tidak normal.

"Sel kanker berkembang dan berbelah secara terus menerus dan tidak terkendali. Sel-sel kanker ini tidak mati yang kemudian membentuk menjadi tumor. Lalu menyerang jaringan terdekat dan menyebar kejaringan lain pada tubuh," katanya.

Ia juga mengharapkan kalangan perempuan harus lebih memahami kesehatan dan peduli untuk menjaga alat reproduksinya.

Karena perempuan memiliki sistem reproduksi yang tidak sederhana, sehingga penting untuk ditangani oleh tim medis yang memiliki keilmuan dibidang ginekologi.

Sumber:SHNews.co.

Selasa, 09 April 2013

Pertarungan Atlet Melawan Kanker

Kanker tidak menyurutkan para atlet untuk terus berjuang menjalani hidup.

LONDON – Penyakit kanker dapat menyerang siapa saja, termasuk para atlet. Tak sedikit olahragawan yang bertarung melawan salah satu penyakit paling mematikan di dunia tersebut. Ada yang kalah, ada yang bertahan, dan bahkan berhasil sembuh.

Jose Francisco Molina/live-match.org

Kiper Deportivo La Coruna, José Francisco Molina, adalah contoh atlet yang berhasil lepas dari kanker. Kanker testis yang menggerogotinya membuat dia tak bisa merumput lagi.

Namun, Molina begitu gigih melawan penyakitnya dengan menjalani kemoterapi. Setelah sembuh, dia kembali bermain untuk Depor. Kini, atlet kelahiran 1970 itu menjadi pelatih Villareal.

Ada juga Ludmila Engquist, atlet cabang atletik yang berhasil bertahan hidup setelah terkena kanker payudara. Peraih medali emas di lari gawang 100 meter di Atlanta 1996 itu pertama kali didiagnosa dokter pada 1999. Tumor pertama kali ditemukan di payudaranya. Dia sembuh setelah menjalani mastektomi atau operasi pengangkatan payudara.

Empat bulan setelah itu, Ludmila kembali berlari dan meraih perunggu di Kejuaraan Dunia di Seville. Sayangnya, da harus pensiun dini setelah mengaku memakai doping.

Yang paling menghebohkan adalah Lance Armstrong. Peraih tujuh kali gelar juara Tour de France ini harus menyudahi kariernya dan menjadi seorang pecundang setelah pengakuannya menggunakan doping.

Armstrong didiagnosa kanker testis pada usia 25 tahun. Menurut dokter, sel-sel kankernya telah menyebar ke paru-paru dan otak. Kesempatan hidupnya tinggal 40 persen saja, menurut dokter.

Namun, perjuangan panjang akhirnya membuat Armstrong kembali bisa mengayuh sepeda dan menjadi yang tercepat di dunia.

Terakhir, ada punggawa Barcelona, Eric Abidal, yang kembali ke lapangan hijau setelah menjalani transplantasi hati. Pemain asal Prancis itu harus menunggu satu tahun untuk kembali merumput bersama Barcelona.

Laga perdana Abidal dimulai saat Barcelona melumat Mallorca 5-0 setelah menggantikan Pique di babak kedua.(Marca/BBC/AP

Sumber: SHNews.co

Jumat, 22 Maret 2013

Penderita Kanker di Indonesia Meningkat

Pada 2030 akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia.
 
Dok:Chemotherapy-topnews.ae.
 

JAKARTA - Jumlah penderita kanker di Indonesia diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga akhir 2012 menyebutkan prevalensi kanker di Tanah Air mencapai 4,3 : 1.000 orang.

"Kita memang belum mempunyai angka pasti tentang penderita kanker di Indonesia, tapi saya bisa pastikan peningkatan jumlah penderita kanker di Indonesia sudah cukup mengkhawatirkan," kata Kepala Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Profesor Soehartati Gondhowiardjo, di Jakarta, Kamis (21/3).

Menurutnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC) memprediksi pada 2030 akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia.
Diperkirakan di tahun itu, sekitar 27 juta orang akan terdiagnosis kanker, 17 juta kematian akibat kanker, dan 75 juta orang akan hidup dengan kanker.

Dari jumlah tersebut, 70 persennya akan berada di negara berkembang seperti Indonesia. Kenaikan prevalensi kanker di Indonesia akan menimbulkan persoalan pengobatannya. Ini karena hingga kini pusat pengobatan kanker di Indonesia baru dapat melayani 15 persen pasien kanker.
"Saat ini di Indonesia baru ada 22 rumah sakit negeri dan dua rumah sakit swasta, yang memiliki pusat pengobatan kanker. Keberadaannya juga belum. Seperti di Kalimantan, hanya ada satu pusat pengobatan kanker dan hanya ada di Banjarmasin saja," ujarnya.

Profesor di bidang radiasi onkologi ini mengatakan, pemerintah perlu menambah pusat pengobatan kanker dengan lokasi yang merata.
Selain itu, masyarakat juga harus dididik agar selalu meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi serangan kanker, yaitu dengan memulai pola hidup sehat sejak dini. Dia mengungkapkan, sekitar 43 persen dari kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan 30 persen dari kanker dapat terdeteksi dini.

Dia menambahkan, jumlah pasien kanker yang ditangani RSCM setiap tahunnya mencapai 1.600 pasien. Rata-rata jumlah pasien kanker yang datang ke RSCM, sekitar 200 orang setiap harinya. Kanker merupakan penyakit dengan proses perkembangan yang panjang dan memiliki banyak faktor risiko. Penyebab kanker tidak dapat ditentukan dari satu faktor risiko saja, tetapi gabungan dari banyak faktor risiko.
"Jika hanya memiliki satu atau dua faktor risiko belum tentu dapat mengembangkan kanker, asalkan menghindari faktor risiko yang lain," kata dia.

Faktor risiko kanker, antara lain riwayat keluarga, infeksi virus, paparan bahan kimia, dan radiasi. Untuk mencegah kanker diperlukan pencegahan primer yang terdiri dari berpikir positif, bergerak aktif, dan menjaga pola makan, serta pencegahan sekunder, yaitu deteksi dini dan vaksinasi.

Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat menjadi hal yang sangat penting dalam pencegahan kanker. Salah satu bentuk pola hidup sehat adalah selalu makan makanan yang sehat dan bergizi.
"Kurangi makanan yang mengandung pengawet, pewarna, serta perasa makanan. Selain itu, hindari pula makanan dari hewan atau ternak yang telah dibudidaya. Misalkan lebih memilih ayam kampung daripada ayam yang telah disuntik hormon, karena hormon tersebut bisa berpengaruh pada tubuh kita," ujar Prof Tati.

Dia juga menganjurkan agar menghindari konsumsi alkohol dan tembakau, serta memperbanyak makanan laut. Selain itu, konsumsi sayur dan buah juga penting. Serat menjadi penting karena dapat mengurangi risiko terjadinya konstipasi.

Sumber:SHNews.co.

Selasa, 05 Maret 2013

Cegah Kanker Sejak Dini


Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai cara mendeteksi dan mencegah kanker sangat penting.

Foto:www.guardian.co.uk. 

JAKARTA - Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Jumlah kasus penyakit ini setiap tahunnya pun selalu bertambah. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahkan hampir 4,3 per 1.000 penduduk Indonesia menderita kanker.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nafsiah Mboi mengatakan kanker menjadi masalah berat yang penanganannya harus dapat menjadi tugas bersama. “Penanganan masalah kanker harus dari hulu ke hilir, jadi harus komprehensif,” ujar Nafsiah dalam pembukaan Konferensi Kerja (Konker) Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (Perhompedin) 2013, akhir pekan lalu.

Selain itu, melihat masalah kanker jangan hanya fokus pada pengobatannya, melainkan juga harus memperhatikan cara pencegahannya. Diagnosis awal atau early diagnosis perlu dilakukan,” tuturnya dalam acara yang bertajuk Peranan Internis pada Penatalaksanaan Kanker II ini.

Pengetahuan Pencegahan
Setidaknya, menurut Nafsiah, ada dua hal yang harus dilakukan untuk mencegah kanker. Pertama, memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat mengenai seluk-beluk penyakit ini, dan kedua, memberi pengetahuan kepada masyarakat sehingga mereka dapat sedini mungkin mengetahui dirinya menderita kanker atau tidak.

Hal ini harus dilakukan, mengingat banyak masyarakat mengetahui dirinya terkena kanker ketika sudah mencapai stadium lanjut, yakni stadium 3 atau 4.

Ada beberapa jamu yang sudah kami teliti secara evident base menurut ilmu pengetahuan, tetapi belum untuk kanker. Penelitian sedang berlangsung dan masih harus kami kaji terlebih dahulu. Yang harus dikaji pertama apakah betul jamu aman untuk pasien. Selanjutnya, apakah pengobatan menggunakan jamu tersebut efektif. Kita ini kan tidak boleh menipu pasien. Targetnya tahun 2015,” lanjut Nafsiah.

Selain itu, menurut Nafsiah, saat ini pemerintah juga sedang mengembangkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Tujuannya, agar pengobatan tradisional memiliki dasar hukum.

Ada beberapa obat tradisional yang berfungsi hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan manfaat itu sudah dibuktikan. Daya tahan tubuh memang meningkat dan gejala penyakit pun berkurang, bahkan hilang. Tetapi, bukan berarti sel-sel penyakitnya juga ikut menghilang. Ini juga yang harus diketahui masyarakat,” lanjut Nafsiah.

Bermitra Atasi Kanker
Penyakit kompleks seperti kanker ini pada dasarnya memerlukan penanganan secara tepat dan profesional, oleh tim dokter dari berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kapabilitas sesuai dengan standar medis. Tim tersebut antara lain tim bedah, radioterapi, bidang pelayanan sistemik, dan kemoterapi.

Dengan peningkatan pelayanan secara tim, kualitas pelayanan kanker di Indonesia akan menjadi lebih baik,” jelas Ketua Perhompedin, Prof Dr dr A Harryanto Reksodiputro SpPD KHOM, Jumat (1/3).

Perhompedin juga berupaya meningkatkan pelayanan dan pemberian terapi sistemik kemoterapi bagi masyarakat. Selain itu, perlu ada pemerataan ketersediaan Hematologi-Onkologi Medik (HOM) di seluruh Indonesia, salah satunya mendidik para internis,” lanjut Harryanto.

Jumlah internis onkologis yang masih terbatas juga menjadi salah satu masalah dalam penanganan kanker di Indonesia. Maka, melalui Konker Perhompedin yang berlangsung pada 1-3 Maret, para dokter internis diharapkan dapat turut aktif berperan menekan jumlah kasus kanker serta angka kematian akibat kanker secara nyata.

Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Prof Dr dr Idrus Alwi SpPD-KKV mengatakan, kolaborasi antara dokter internis dengan sub-spesialis HOM sudah mulai dijalankan sejak 2012, dan harus terus dilanjutkan. PAPDI pun memperkirakan terdapat 25.000 kasus kanker baru di kawasan Jabodetabek, dan 500.000 kasus kanker baru di Indonesia setiap tahunnya.

Belum  Merata
Penyebaran informasi mengenai kanker, infrastruktur, dan tenaga media profesional belum tersedia bagi masyarakat Indonesia secara merata. Maka, diharapkan Perhompedin dapat menjadi mata rantai penanganan kanker dan membantu dokter spesialis penyakit dalam hingga dokter umum untuk menangani masalah kanker,” tutur Idrus.

Selain itu, menurut Ketua Panitia Konker Perhompedin II dr Ronald Hukom SpPD-KHOM, layanan primer hingga tersier harus dapat bekerja sama untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama memberikan pemahaman mengenai kanker.

Pentingnya deteksi dini kanker belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Maka, para dokter di layanan primer, yaitu puskesmas, harus diberikan pembekalan lebih mengenai kanker, agar diagnosis awal dapat dilakukan. Begitu pula di layanan sekunder, yaitu di rumah sakit tingkat kabupaten/kota, dan layanan tersier, yaitu di rumah sakit pusat,” jelasnya.

Sumber:SHNews.co.

Kamis, 28 Februari 2013

Minyak Ikan Mencegah Kanker Kulit

Minyak mengurangi setengah dampak sinar matahari pada sistem kekebalan tubuh.

Berjemur/www.groupon.co.uk
MANCHESTER – Jika Anda senang berjemur di bawah matahari, pil minyak ikan perlu menjadi sahabat Anda. Para peneliti dari Universitas Manchester Inggris menemukan bahwa asam lemak Omega-3 dalam minyak ikan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan kanker kulit dan infeksi.

Tim peneliti dari unit Photobiology di universitas tersebut mengklaim minyak ikan mengurangi setengah dampak sinar matahari pada sistem kekebalan tubuh. Ini pertama kalinya efek perlindungan dari Omega-3 yang biasa ditemukan dalam ikan dan minyak tumbuhan telah dibuktikan pada manusia, Daily Mail melaporkan Selasa (26/2).

Tertalu banyak terpapar radiasi ultraviolet dari matahari dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Hal ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan kanker kulit dan infeksi.
Ketua tim Profesor Lesley Rhodes yang juga bekerja untuk Salford Royal Hospital, menyebut temuan ini “sangat menarik”. Dia menambahkan, “Butuh beberapa tahun untuk sampai pada tahap ini.”

"Studi ini menambahkan bukti bahwa Omega-3 adalah nutrisi yang potensial untuk perlindungan terhadap kanker kulit," Profesor Rhodes menegaskan.

Meski seseorang mengkonsumsi minyak ikan dalam jumlah kecil, Omega-3 dapat mengurangi risiko kanker kulit selama masa hidup orang tersebut.

"Telah ada penelitian di areal ini pada tikus di masa silam, tapi ini adalah pertama kalinya percobaan klinis secara langsung pada manusia," para peneliti mengatakan dalam The American Journal of Clinical Nutrition.

Sebanyak 79 pasien yang sukarela mengikuti percobaan mengambil Omega-3 dosis 4gram--sekitar 1,5 bagian dari ikan berlemak--setiap hari, sebelum terpapar sinar musim panas siang hari di Manchester yang menggunakan mesin cahaya khusus. Para partisipan ini berjemur selama delapan menit, 15 atau 30 menit.

Sementara sejumlah pasien lain mengasup tablet bohongan sebelum terpapar panas dari mesin cahaya itu.

Penekanan terhadap sistem kekebalan tubuh adalah 50 persen lebih rendah pada orang yang mengambil suplemen minyak ikan dan terpapar sinar matahari selama delapan dan 15 menit ketimbang orang yang tidak mengasup suplemen tersebut.

Studi juga menemukan sedikit pengaruh minyak ikan terhadap kekebalan tubuh pada orang-orang dalam kelompok yang terpapar matahari selama setengah jam.

Minyak ikan telah terbukti pula memiliki efek kesehatan yang menguntungkan, seperti membantu mengatasi penyakit jantung.

Kini, tim Prof Rhodes sedang melanjutkan penelitian lebih lanjut tentang Omega-3 yang dilakukan pada sukarelawan sehat di Salford Royal Hospital.

Sekitar 100.000 kasus kanker kulit nonmelanoma didiagnosis di Inggris pada 2010, menurut angka terbaru yang tersedia. Data ini menggambarkan bahwa kanker kulit secara ekstrem begitu umum di sana.

Sumber: SHNews.co.