Kamis, 20 September 2012

Reebok Menggugah Kesadaran Kanker Payudara

Reebok Pink Ribbon Fun Walk yang berlangsung 14 Oktober mendatang bertujuan menggugah kesadaran terhadap kanker payudara.

Foto: SHNews.com

JAKARTA – Produsen perlengkapan olah raga Reebok kembali menggugah kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit kanker payudara. Itu dilakukan lewat kegiatan “Reebok Pink Ribbon Fun Walk” di Jakarta pada Oktober.

Kegiatan tahun ini merupakan yang ke-enam kalinya diselenggarakan di Jakarta. Kami ingin terus mengajak masyarakat untuk hidup sehat, salah satunya lewat fun walk seperti ini,” kata Dian Lestari , perwakilan Reebok, Selasa (18/9).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk setiap pembelian produk Reebok senilai Rp500 ribu di Planet Sports, Sports Station, Athlete’s Foot, dan Toko Reebok, sebanyak Rp10.000 disumbangkan ke Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ).

Reebok mengkhususkan diri dalam produk kebugaran, fitness, gym, dan sepatu jalan yang mendorong gaya hidup lebih holistik untuk keluarga,” kata General Manager Reebok, Ucok Lee.

Melalui kegiatan Fun Walk ini kami ingin mendukung dan mengedukasi masyarakat Indonesia tentang pentingnya gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit, termasuk kanker payudara yang bisa menyerang siapa saja,” dia menambahkan.

Acara jalan santai ini rencananya digelar pada 14 Oktober mulai pukul 06.00 WIB di kawasan Sudirman, Jakarta. Kegiatan ini akan dibuka oleh Linda Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang juga pernah menderita kanker. Masyarakat yang berminat ikut serta bisa mendaftar di jaringan toko MAP Active yang tersebar di Jakarta.

Sumber: SHNews.co.

Rabu, 19 September 2012

Ponsel Tidak Memicu Kanker

Telepon selular dan wi-fi tidak menyebabkan kanker, klaim para peneliti Norwegia.
(Foto:collegecandy.com)
JAKARTA – Menggunakan telepon selular (ponsel) atau wi-fi tidak menyebabkan kanker dan merusak kesehatan, menurut sebuah studi baru. Para peneliti menemukan tidak ada bukti ilmiah bahwa paparan radiasi elektromangenetik tingkat rendah membawa risiko kesehatan, mengutip Telegraph, Selasa (18/9).

Komite Ahli Norwegia tidak menemukan bukti paparan bidang elektromagnetik tingkat rendah dari ponsel dan pemancar lain meningkatkan risiko kanker, merusak kesuburan pria, menyebabkan kerusakan reproduksi lain atau menyebabkan penyakit lain dan efek kesehatan yang merugikan, seperti perubahan endokrin dan sistem kekebalan tubuh. Ini berbeda dengan studi sebelumnya yang menemukan paparan medan elektromagnetik tingkat rendah dari ponsel dan perangkat transmisi lain dapat menyebabkan pemanasan berbahaya dari jaringan tubuh, ketidaksuburan pria, dan kanker.

Medan elektromagnetik tingkat rendah ditemukan di sekitar ponsel, telepon nirkabel dan jaringannya, stasiun basis ponsel, pemancar penyiaran dan peralatan komunikasi.

Penelitian sebelumnya telah difokuskan pada risiko kanker di kepala dan leher. Namun, Komite Ahli Norwegia tidak menemukan bukti ilmiah tentang hubungan antara penggunaan ponsel dan pertumbuhan tumor otak yang cepat.

Meski begitu, data yang ada terbatas pada jenis-jenis kanker seperti leukemia dan limfoma. Tetapi, tidak ada bukti risiko kesehatan pengguna ponsel meningkat dan pendaftaran pasien kanker maik sejak menggunakan ponsel.

Mereka juga menemukan ponsel dan peralatan lain tidak terkait hipersensitivitas elektromagnetik. Bahkan, menurut peneliti, gejala sakit kepala, kelelahan, stres, gangguan tidur, masalah kulit, dan nyeri dan sakit pada otot hanya khayalan.

Profesor Jan Alexander mengatakan: "Kami tidak punya alasan untuk mengatakan bahwa ini gejala-gejala imajiner. Tapi, sejumlah besar studi menunjukkan bahwa gejala-gejala tersebut harus memiliki penyebab selain efek fisik dari paparan medan elektromagnetik tingkat rendah di sekitar ponsel, pemancar nirkabel dan peralatan nirkabel lainnya.”

Dari temuan ini, Komite “tidak menemukan bukti untuk mendukung bantuan intervensi seperti mengurangi penggunaan ponsel atau jaringan nirkabel,” kata Prof Alexander. 

Sumber: SHNews.co.

Selasa, 18 September 2012

Sembuh Karena Mengubah Diet


Benarkan pria berusia 78 tahun “disembuhkan” dari kanker karena mengubah pola makannya?

MIDDLESBROUGH – Allan Taylor tidak lesu dan patah semangat ketika dokter angkat tangan soal penyakit kankernya. Alih-alih mempersiapkan diri untuk kondisi terburuk, pria 78 ini menggunakan internet untuk mencari metode alternatif untuk melawan kankernya. Empat bulan kemudian, dokter mengatakan bahwa “semuanya sudah bersih” alias dia sudah “disembuhkan.”

Allan Taylor: "Semuanya bersih."/Sunday Mirror
Taylor mulai mengunjungi dokter ketika menemukan benjolan dua inci di perutnya pada Februari 2011. Dari hasil pemindaian, dokter mengatakan dia menderita kanker usus besar.

Delapan bulan kemudian, Taylor menjalani operasi. Dokter mengeluarkan kanker sebesar tujuh inci dari usus besarnya. Dia juga memulai kemoterapi selama tiga bulan, mengutip Daily Mail, Minggu (16/9).

Tepat 1 April, dokter memberitahu bahwa kankernya telah menyebar ke usus kecil. Taylor merespons informasi dokter itu dengan mengetik kata “menyembuhkan kanker usus besar” dalam mesin pencari internet.

Upaya medisnya akhirnya benar-benar membentur tembok. Pada 30 April tahun ini, melalui surat, dokter mengatakan tidak ada gunanya menjalani kemoterapi dan operasi lagi, karena tidak akan membawa kesembuhan.

"Mereka mengatakan jika mereka memotongnya, kanker itu akan muncul di tempat lain," Taylor bercerita kepada Sunday Mirror. "Tapi saya bertekad untuk tetap positif dan memutuskan untuk menemukan obat sendiri.”

Sejak hari itulah, Taylor melakukan perubahan besar-besaran dalam pola makannya. Menggunakan berbagai informasi bersama dengan saran dari toko makanan kesehatan setempat, dia mulai merancang diet barunya.
Taylor mengubah pola makannya secara radikal dan menggunakan pengobatan herbal. Pensiunan insinyur rig minyak dari Middlesbrough, Inggris, ini menggantikan daging merah dan produk olahan susu dengan 10 porsi buah dan sayuran mentah setiap hari. Dietnya juga termasuk bubuk rumput, bumbu kari, biji aprikot, dan tablet selenium.
Dan, dia mengaku kondisinya membaik secara dramatis.

"Pada 6 Agustus saya mendapat surat dari rumah sakit North Tees mengatakan pemindaian telah menunjukkan kanker saya telah pergi dan 'sel-sel yang tidak normal tidak lagi terlihat'. Saya sudah bersih," kata Taylor.

Kini, Taylor percaya bahwa satu sendok teh bubuk rumput barley dalam air panas setiap pagi dan malam sangat penting.

"Tidak ada pertanyaan dalam pikiran saya bahwa diet saya menyelamatkan hidup saya," kata dia. "Dan, semua itu biayanya £30—sekitar Rp450 ribu dengan asumsi Rp15.000 per poundsterling Inggris-- seminggu."

Sumber: SHNews.com.

Senin, 17 September 2012

Mendongkrak Kualitas Hidup Pasien Kanker


Terapi yang fokus pada peningkatan kualitas hidup membantu perawatan pasien kanker stadium lanjut.

Memperhatikan kualitas hidup penting untuk pasien kanker/Reuters.

NEW YORK – Sebuah program yang difokuskan pada peningkatan kualitas hidup dapat membantu orang yang dirawat karena kanker stadium lanjut, para peneliti Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, menemukan. Para pasien yang mendapatkan kombinasi terapi fisik dan bicara berbarengan dengan teknik relaksasi dan diskusi spiritual ini melaporkan kualitas hidup yang stabil selama pengobatan. Sedangkan, pasien kanker yang tidak mendapatkan bantuan tambahan tersebut mengalami penurunan selama menjalani pengobatan.

Menurut para peneliti, meski program-program yang komprehensif tersebut mungkin tidak tersedia di pusat-pusat kanker yang lebih kecil, dokter masih dapat membantu pasien mencari bantuan spiritual atau emosional, juga mendorong mereka agar lebih aktif secara fisik.

"Berurusan dengan diagnosis kanker adalah stressor besar bagi banyak orang. Kanker masih jadi diagnosis kesehatan yang benar-benar menakutkan," kata psikolog Matthew Clark, penulis utama studi baru, mengutip Reuters, Jumat (14/9). Terlebih lagi, kata dia, pasien berurusan dengan efek samping pengobatan serta banyak stres tambahan lantaran berada jauh dari keluarga dan teman-teman jika mereka tidak tinggal di dekat pusat perawatan kanker.

Studi tim ini melibatkan 131 pasien dengan kanker usus, otak, dan paru-paru parah. Mereka didiagnosis tahun silam dan menjalani perawatan terapi radiasi.

Clark dan rekan-rekannya secara acak menentukan pasien dalam dua kategori untuk melakukan enam sesi, masing-masing selama 90 menit. Kelompok pertama menjalani terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup fisik, mental, dan spritual serta grup lain yang menjalani perawatan medis standar. Para partisipan menghadiri sebagian besar sesi bersama dengan pengasuh utama mereka.

Ketika peneliti mensurvey pasien tentang kualitas hidup mereka empat minggu kemudian, orang-orang yang menjalani program peningkatan kualitas hidup rata-rata mencetak skor 75 pada skala 0-100, dibandingkan dengan angka 69 pada kelompok perawatan standar.

Namun, enam bulan kemudian--setelah serangkaian tindak lanjut melalui telepon untuk kelompok terapi—para pasien kanker melaporkan kualitas hidup mereka berada di sekitar angka 77 atau 78, entah mereka mendapat dukungan ekstra atau tidak.

Memang banyak pasien berjuang dengan depresi dan kecemasan serta masalah-masalah eksistensial selama pengobatan kanker, menurut Allison Applebaum, psikolog klinis di Memorial Sloan-Kettering Cancer Center di New York yang tidak terlibat penelitian,

Banyak pasien juga hadir dengan beberapa gejala stres pascatrauma,” kata Applebaum. “Bersama kanker datang banyak perubahan peran dan kerugian, seperti kehilangan kemampuan untuk bekerja, mungkin kehilangan hubungan (dan) kehilangan kapasitas fisik.”

Clark yang menuliskan temuan timnya dalam jurnal Cancer mengatakan, pasien dapat meminta dokter mereka untuk mendapatkan dukungan spritual selama menjalani pengobatan dan memutuskan apa yang terbaik bagi mereka.

Pikirkan apa yang benar-benar membantu Anda mempertahankan kualitas hidup Anda,” kata dia.

"Merawat kanker tidak hanya merawat tubuh," Applebaum menambahkan. "Memperhatikan kualitas hidup, kesehatan mental, komponen spiritual, benar-benar penting."

Sumber: SHNews.co.

Jumat, 14 September 2012

Senjata Rahasia Melawan Kanker Paru

Mau tahu senjata rahasia untuk melawan kanker paru? Menikah.
 
Menikah membuat pasien lebih survive/specialistweddings.com
JAKARTA – Senjata rahasia untuk melawan kanker paru-paru... adalah menikah. Menikah dapat membuat perbedaan besar: berapa lama seseorang bertahan hidup setelah menjalani perawatan untuk kanker paru-paru. Demikin studi terbaru para ilmuwan dari University of Maryland School of Medicine Amerika Serikat.

Sebanyak 33 persen pasien menikah, menurut studi yang dikutip dari Daily Mail, Jumat (7/9), masih hidup setelah tiga tahun menjalani pengobatan kanker paru dibandingkan dengan 10 persen pasien lajang. Perempuan menikah memiliki tingkat kelangsungan hidup tiga tahun terbaik (46 persen) dan pria lajang memiliki tingkat terburuk, yakni tiga persen. Sementara, pasien kanker paru lajang lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup setelah menjalani perawatan.

Para peneliti mempelajari 168 pasien kanker paru-paru stadium lanjut. Para pasien ini diobati dengan kemoterapi dan radiasi selama kurun waktu 10 tahun, dari Januari 2000 hingga Desember 2010.

Studi menemukan pula, ibu tungal dan pria menikah memiliki tingkat survive atau bertahan hidup yang rata-rata sama. Pasien menikah berkulit putih memiliki tingkat ketahanan hidup yang lebih baik dibandingkan Afrika-Amerika.

Alasan untuk ini tidak jelas, tapi temuan kami menunjukkan pentingnya dukungan sosial untuk mengatasi dan mengobati paru-paru pasien kanker kita. Pasien mungkin perlu bantuan dalam kegiatan sehari-sehari hingga menjalani pengobatan dan memastikan mereka menerima perawatan lanjutan,” menurut peneliti.

Kami percaya bahwa perawatan yang lebih baik dan mekanisme dukungan bagi pasien kanker dapat membawa dampak yang lebih besar terhadap peningkatan kelangsungan hidup ketimbang banyak teknik terapi kanker baru,” para peneliti menulis. “Tidak melulu terus fokus pada penemuan obat baru dan terapi kanker, tapi juga pada cara-cara untuk lebih mendukung pasien kanker kami.”

Para peneliti sedang merencanakan penelitian lanjutan untuk menentukan apakah temuan ini dapat diperkuat secara luas.

E. Albert Reece, Wakil Presiden Urusan Medis University of Maryland, mengatakan: “Kanker paru-paru adalah penyebab kematian kanker nomor satu baik pada pria maupun perempuan dan studi yang dilakukan para peneliti di University of Maryland School of Medicine ini menunjukkan bahwa memiliki pasangan yang dapat bertindak sebagai pengasuh dapat meningkatkan kelangsungan hidup untuk pasien dengan jenis kanker ini.

Kita harus mencari cara untuk membantu agar semua pasien kanker kami hidup lebih lama, dengan kualitas hidup yang lebih baik, terlepas dari status perkawinan mereka,” dia menegaskan.

Sumber: SHNews.co.

Kamis, 13 September 2012

Ribuan Warga Kukar Terancam Kanker Paru-Paru

Ribuan warga Kutai Kartanegara, Kaltim, terancam kanker paru. Pemerintah didesak segera menyikapi masalah ini.

(Dok:go4healthylife.com)
SAMARINDA – Seorang pemerhati lingkungan Kalimantan Timur, Niel Nakimuddin, menilai kasus debu batu bara yang mengakibatkan berhenti kegiatan belajar-mengajar salah satu sekolah di Desa Jembayan, Loa Kulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur, harus disikapi secara tegas oleh pemerintah kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat, terutama Kementerian Pertambangan.

Ribuan warga Jembayan terancam sakit paru-paru, sakit penglihatan karena diserang debu limbah batu bara yang beterbangan, dan juga saluran pernapasan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kukar, Jaantje Taroreh, dalam Rapat Dengar Pendapat Badan Musyawarah DPRD Kukar baru-baru ini mengatakan, mata penduduk mulai merah dan gatal-gatal. Mereka pun mulai terkena flu ringan dan infeksi saluran pernapasan.

Bila terlambat diobati, dan debu limbah batu bara tidak segera diatasi, selanjutnya akan fatal menghantam paru-paru, dan bisa kanker paru-paru. Sekarang saja sudah seorang yang terkena TBC,” ujar Jaantje.

Sementara itu, Sekretaris Desa Jembayan Machmud kepada wartawan mengatakan, hampir semua penduduk Jembayan merasakan sakit akibat debu. Debu juga diakibatkan oleh kendaraan berat bermuatan batu bara.

Kondisi menyedihkan berdampak pada kesehatan penduduk tersebut setidaknya sudah setahun belakangan ini,” ujar Machmud.

Menurut Niel, pemerintah kabupaten, daerah, atau pusat, harus meneliti ulang masalah perizinan kelima perusahaan batu bara, terutama menyangkut Analisis Dampak mengenai Lingkungan (Amdal). “Mengapa pemerintah memberi izin operasi perusahaan tambang batu bara di dekat perkampungan dan hunian penduduk?” ujar Niel.

Pakar pengamat lingkungan Kaltim khawatir bila kelak kasus pencemaran lingkungan di Loa Kulu akhirnya berdampak pada pembiayaan daerah, yakni APBD. Ini bisa-bisa seperti Lapindo, kerugian ditanggung pemerintah lewat APBN. Rakyat pun terimpit dua kali kena dampak kemudian membayar pajak, mengganti kerugian mereka, sementara pemilik izin tambang meninggalkan lokasi pertambangan.

Menurut Niel, pemerintah harus membawa kasus tersebut ke ranah hukum, “Bisa kena perdata dan bisa juga pidana,” ujarnya.

Dikatakannya, tindakan Bupati Kukar Rita Wudyasari menyetop kegiatan tambang batu bara yang menimbulkan gangguan lingkungan hanya “sandiwara”, karena di antara perusahaan batu bara yang beroperasi di Loa Kulu milik kerabat Rita.

Lima perusahaan tambang batu bara di Loa Kulu, antara lain PT Bara Kumala Sakti, PT Asta Minindo, dan akan segera beroperasi PT Beringin Jaya melalui Surat Keputusan Bupati Kukar Nomor 540/1586.a.PIT/IX/2012 tanggal 10 September 2012, serta PT Asta Minindo dan PT Bara Kumal Sakti di Jembayan yang kegiatannya sudah dihentikan sementara.

Sementara itu, kelima perusahaan pertambangan batu bara di Loa Kulu sepakat menyerahkan dan memasangkan 35 unit AC kepada SMPN 2 Jembayan Loa Kulu.

Perusahaan juga menjanjikan membayar Rp 30 juta setiap bulan kepada SMPN 2 yang terparah menerima dampak debu batu bara. Uang Rp 30 juta per bulan tersebut sebagai uang partisipasi dan kompensasi perusahaan kepada sekolah. Uang tersebut akan diserahkan pada sekolah tanggal 5 tiap bulannya.

Sumber: SHNews.co.

Rabu, 12 September 2012

Mengisap Ganja Meningkatkan Kanker Testis

Pria pengisap ganja atau yang mengkonsumsi obat dokter yang mengandung ganja berisiko lebih besar terkena kanker testis.

Mengisap ganja berisiko kanker testis/guardian.co.uk.
CALIFORNIA – Ini peringatan bagi para pengisap ganja. Penelitian terbaru menunjukkan, pria yang senang mengisap ganja berisiko lebih besar terkena kanker testis.

Para peneliti menemukan hubungan antara penggunaan ganja dan peningkatan risiko mengembangkan subtipe kanker testis. Temuan tidak hanya ditemukan saat seorang pria gemar nyimeng atau mengisap ganja. Namun, ditemukan pula ketika dokter memberikan obat yang mengandung ganja dengan tujuan terapi bagi pria.

Mengutip Mail Healty, Selasa (11/9), Dr Victoria Cortessis dan tim di Sekolah Kedokteran University of Southern California melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara penggunaan narkoba dengan kanker testis.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, kanker testis merupakan penyakit paling umum didiagnosis pada pria muda berusia 15 sampai 45 tahun.

Dr. Victoria dan tim menggunakan metode dengan melihat catatan sejarah penggunaan narkoba dari 162 pria muda yang didiagnosis kanker testis dan membandingkannya dengan data dari 292 pria sehat dengan usia yang sama.

Para peneliti menemukan bahwa pria dengan riwayat menggunakan ganja dua kali lebih cenderung memiliki subtipe dari kanker testis yang disebut tumor non-seminoma germ dan campuran sel. Tumor ini biasanya muncul pada pria muda dan membawa prognosis yang agak buruk dibandingkan dengan subtipe seminoma.

"Kami tidak tahu apa yang memicu ganja di testis yang dapat menyebabkan karsinogenesis, meskipun kita berspekulasi bahwa itu mungkin bertindak melalui sistem endocannabinoid jaringan selular yang merespons bahan aktif dalam ganja,” kata Dr Cortessis.

Dia menambahkan, “Jika ini benar, maka pencegahan akan memakan biaya tinggi.” Di sisi lain, “Meski sel-sel kuman tidak bisa mengembangkan kanker, jika dihancurkan, juga akan mengganggu kesuburan.”

Sumber: SHNews.co.

Selasa, 11 September 2012

Deteksi Dini Kanker Nasofarings

Kanker adalah penyumbang kematian ketiga terbesar setelah sakit jantung di Indonesia.
 
Pemeriksaan gejala/asiancancer.com
 
JAKARTA - Kanker bisa terjadi di berbagai organ tubuh manusia, mulai dari kepala hingga kaki. Dari begitu banyak jenis kanker yang bisa menyerang siapa saja dan dalam usia berapa pun, deteksi dini merupakan hal penting yang harus dilakukan.

Sayangnya, tidak semua jenis kanker yang ada bisa dideteksi dini, apalagi bila kanker terjadi di dalam tubuh, sehingga sulit diketahui dan kadang tidak memiliki gejala.

Kalaupun timbul gejala, biasanya pasien tersebut sudah pada tahap stadium lanjut dan sulit diobati. Salah satunya adalah kanker nasofarings atau nasopharyngeal carcinoma (NPC). “NPC merupakan keganasan atau kanker pada area di bagian atas tenggorokan, di belakang telinga. Kanker ini juga merupakan kanker terbanyak ke-4 dari semua kanker pada laki-laki, yang insidensinya tinggi di Indonesia. Sayang, deteksi dini pada NPC dan juga pada jenis kanker lainnya, masih belum bisa berkembang dengan baik di Indonesia,” kata dokter sekaligus peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), dr Susanna Hilda Hutajulu, Sp.PD, Ph.D.

NPC memiliki gejala-gejala awal tidak spesifik dan tidak khas seperti hidung tersumbat, hidung berdarah, gangguan pendengaran, nyeri kepala, pandangan ganda, dan adanya benjolan di leher.

Hal yang juga menjadi hambatan sehingga NPC tahap awal tidak tampak adalah area nasofarings yang tersembunyi, sehingga tidak bisa terlihat. Ini pula yang tidak bisa diketahui saat pemeriksaan fisik secara umum yang dilakukan baik oleh dokter ataupun pasien.

Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan khusus seperti pencitraan dengan CT scan dan magnetic resonance imaging atau MRI, serta endoskopi hidung, yang biasanya dilakukan oleh ahli telinga, hidung, dan tenggorokan atau THT,” tuturnya.

Virus Epstein-Barr atau EBV
Penyebab NPC datang dari berbagai faktor, yaitu faktor genetic, epigenetik, radang kronik di area tenggorokan, dan juga faktor lingkungan. “Yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini adalah paparan karsinogenik dari bahan-bahan tertentu seperti asap rokok, makanan tertentu yang diasinkan atau diawetkan, dan juga infeksi virus Epstein-Barr atau EBV,” Susanna menerangkan.

Virus yang disebut juga sebagai human herpes virus 4 (HHV-4), merupakan salah satu virus paling umum pada manusia. EBV ini juga dikenal sebagai faktor yang paling erat kaitannya dengan kejadian NPC.

Makanya kami dari kelompok penelitian EBV-NPC FK UGM, memandang perlu mengembangkan metode screening yang sederhana dan ekonomis, berdasarkan deteksi keberadaan virus itu,” ia menambahkan.

Secara keseluruhan protokol yang dikembangkan oleh Susanna dan beberapa dokter serta biologist disebut protokol deteksi dini menggunakan marker multiple. Marker multiple karena menggunakan tiga langkah metode dengan EBV marker, ditambah satu marker metilasi.

Beberapa metode telah dioptimasi di Laboratorium Biologi Molekuler FK UGM dan bekerja sama dengan EBV Group dari VU University Medical Center Belanda, menghasilkan metode yang memiliki kemampuan diagnostik lebih dari 90 persen untuk sensitivitas dan spesifisitas.

Metode-metode tersebut dapat diperiksa pada sampel darah dan sikatan epitel (jaringan sel, terdiri atas satu lapis atau lebih, yang menutup permukaan bebas dari tubuh dan beberapa alat tubuh–red) nasofarings. Metode ini juga telah digunakan sebagai konfirmasi diagnosis dengan pembanding biopsi, yang merupakan prosedur standar dari diagnosis NPC.

Setelah itu, metode tersebut dicobakan sebagai metode screening dalam suatu program temuan kasus pada para pasien yang datang ke rumah sakit dengan gejala-gejala yang mirip dengan gejala awal NPC. “Upaya ini menghasilkan deteksi kasus NPC stadium dini, yang kemudian bisa memberikan kesempatan bagi para pasien untuk mendapatkan kesembuhan lebih optimal,” kata Susanna.

Dalam penelitian yang dilakukan 12 orang yang terdiri dari tujuh dokter spesialis termasuk Susanna dan lima biologist, menemukan kalau lebih 30 persen pasien yang dites, menunjukkan hasil yang positif tanpa ditemukan benjolan tumor saat dilakukan pemeriksaan CT scan.

Itu bisa saja terjadi karena hasil positif terhadap marker EBV, dapat terjadi bertahun-tahun sebelum kanker tampak secara jelas. Makanya kami undang mereka yang hasil tes marker EBV-nya positif untuk diperiksa lagi setiap tahun,” ujarnya.

Pelaksanaan pengujian yang dilakukan dari tahun 2007 ini dilanjutkan dengan mengembangkan marker baru yang didasari proses epigenetik atau marker metilasi DNA hingga 2010. Menurut Susanna, tujuannya untuk melihat apakah marker metilasi tersebut memberikan nilai tambahan diagnostik terhadap marker EBV.

Penelitian kami ini menunjukkan bahwa marker metilasi DNA memiliki nilai diagnostik yang baik dan selanjutnya akan kami masukkan ke dalam protocol screening NPC yang menggunakan uji berbasis EBV agar diperoleh ketepatan diagnostik dini yang lebih cepat dan mampu menyingkirkan bias-bias yang mungkin terjadi,” ia menambahkan.

Best Research”
Penelitian mengenai Multiple Markers for Early Identification of Nasopharyngeal Carcinoma yang dilakukan Susanna ini, pada Jumat (7/9), meraih juara pertama dalam kategori Best Research dalam ajang Ristek-Kalbe Science Award (RKSA) 2012.

Susanna pun berharap metode yang dilakukannya tersebut bisa membantu para pasien dengan keluhan tidak khas di area leher kepala, untuk menentukan apakah mereka menderita NPC atau tidak.
Kalaupun menderita NPC, diagnosisnya dapat dilakukan pada keadaan yang masih awal. Semoga juga metode ini dapat dipakai secara luas di pusat kesehatan atau rumah sakit lain, dan semoga dengan pengembangan yang terus kami lakukan ini, tes untuk deteksi dini NPC ini dapat dilakukan dengan mudah dan murah, seperti sistem tes pada kehamilan,” ujarnya.

Tahun ini merupakan kali ketiga RSKA diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Dari total peserta 176 yang berasal dari 68 institusi pendidikan dan penelitian di 16 provinsi ini, dipilihlah empat pemenang, masing-masing tiga peneliti untuk kategori Best Research Award dan satu pemenang untuk kategori Young Scientist Research.

Kami memfokuskan penelitian-penelitian yang ada pada scope bidang kesehatan, sesuai dengan konteks Kalbe yang merupakan perusahaan farmasi. Bidang kajiannya adalah bahan obat atau persediaan obat, metode diagnostik dan metode pengobatan, serta pangan fungsional,” kata Ketua Umum RKSA 2012, Widjanarko Loka Djaja, kepada SH, Jumat.

Pemenang lainnya untuk kategori Best Research Award adalah Debbie Soefie Retnoningrum, Ph.D dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan dr Bambang Widyantoro, Ph.D dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk kategori Young Scientist Award, penghargaan diberikan kepada Widodo, S. Si, M.Si, Ph.D, Med Sc dari Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.

Kami berharap banyak yang bisa dilanjutkan. Karena kalau dilihat, beberapa pemenangnya meneliti di bidang yang berkaitan dengan kanker. Bidang kanker ini juga yang menjadi area fokus Kalbe sekarang. Kami juga ingin bisa kemudian melanjutkan penelitian dari para pemenang ini, sehingga masyarakat bisa menerima manfaatnya,” tutur Widjanarko. (CR-32/Berbagai Sumber)

Sumber: SHNews.co.

Jumat, 07 September 2012

Vitamin A dan Kanker Prostat

Sel kanker prostat bertahan hidup oleh asupan rendah vitamin A, tapi terbunuh oleh kadar tinggi vitamin A.

JAKARTA – Studi baru menunjukkan hubungan antara kanker prostat dan vitamin A. Ternyata sel kanker dalam kelenjar di sistem reproduksi pria ini lebih cenderung bertahan hidup dalam tubuh orang dengan kadar rendah vitamin A.

(Makanan kaya vitamin A/waytoenlivencom)
Para peneliti berharap penemuan ini dapat memberikan pemahaman baru yang lebih baik tentang bagaimana vitamin A mempengaruhi sel-sel kanker. Lebih jauh lagi, studi dari tim peneliti University of York yang dipimpin Professor Norman Maitland ini dapat mengarah pada pengembangan obat baru.

Mengutip Daily Mail, Kamis (5/9), Tim Prof Maitland telah menemukan bahwa turunan dari vitamin A, yang dikenal sebagai asam retinoat, menyebabkan perubahan pada sel-sel kanker prostat. Asam retinoat membuat sel-sel kanker prostat jauh lebih peka terhadap pengobatan.

"Kami mencoba untuk menemukan cara kerjanya di level sel kanker,” kata Prof Maitland.

"Jika Anda memiliki vitamin A yang rendah, sel-sel induk kanker lebih mungkin bertahan hidup dan membelah diri, tapi jika Anda memiliki lebih banyak vitamin A dapat membunuh mereka. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap kemoterapi."

Secara alami, makanan tinggi vitamin A adalah hati, keju, telur, ikan berlemak, seperti makarel serta susu dan yoghurt.

Prof Maitland berpendapat bahwa beberapa terapi sebelumnya telah disalahgunakan dalam pengobatan kanker. Karenanya, dengan dosis yang lebih rendah, kata dia, mereka bisa menjadi pilihan pengobatan yang realistis.

"Para dokter telah menggunakan vitamin A untuk membunuh kanker, tetapi kita harus menggunakannya untuk memodifikasi sel-sel kanker, yaitu mengatur mereka untuk dibunuh," kata Prof Maitland.

Memang penelitian ini tidak mengaitkan asupan vitamin dengan penurunan kanker prostat. Namun, Prof Maitland menegaskan, orang dengan tingkat tinggi vitamin A lebih mudah membunuh sel kanker prostat. Lagipula, vitamin A bisa diperoleh dari diet atau pola makan seseorang.

Sumber SHNews.co.

Kamis, 06 September 2012

Aktif di Rumah, Mengurangi Risiko Kanker

Aktif melakukan berbagai pekerjaan rumah dapat mengurangi 13 persen risiko kanker payudara.

(Pekerjaan rumah tangga mengurangi risiko kanker payudara/Daily Mail)

JAKARTA - Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa aktivitas di rumah baik untuk kesehatan. Namun, peneliti menemukan bahwa perempuan yang menghabiskan enam jam sehari untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, jalan cepat, atau berkebun, 13 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terkena kanker payudara. Ini dibandingkan dengan mereka yang tidak bergerak sama sekali.

Bahkan, hanya dua jam melakukan pekerjaan rumah tangga sudah dapat mengurangi delapan persen risiko kanker, mengutip Daily Mail, Selasa (4/9).

Studi yang yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer berdasarkan data dari European Prospective Investigation of Cancer ini menunjukkan, aktivitas fisik sedang adalah kunci untuk mengurangi risiko kanker payudara.

Para peneliti yang didanai oleh Cancer Research, melihat tingkat aktivitas dan diet lebih dari 8.000 orang dengan kanker payudara, ini adalah studi sejenis yang terbesar.

Profesor Tim Key, epidemiologi di Cancer Research Inggris yang berbasis di University of Oxford, mengatakan: "Studi besar ini menyoroti lebih lanjut manfaat menjadi aktif - bahkan dalam jumlah sedang. Ada juga banyak bukti bahwa olahraga mengurangi risiko kanker usus. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk jenis kanker lain, dan untuk menyelidiki mekanisme yang bisa menjelaskan hubungan ini."

Pemerintah Inggris menganjurkan warganya melakukan aktivitas fisik sedang 150 menit seminggu, seperti jalan cepat. Tapi, hanya 39 persen pria dan 29 persen perempuan yang melakukan saran ini.
Penelitian sebelumnya memperkirakan lebih dari tiga persen kasus kanker payudara, lima persen lebih kanker usus besar, dan sekitar empat persen kanker rahim di Inggris pada 2010 ada kaitan dengan orang orang yang melakukan aktivitas fisik kurang dari 150 menit, setidaknya aktivitas dengan intesitas fisik sedang per minggu.

Menurut Sara Hiom, Direktur Informasi Cancer Research UK, mempertahankan berat badan yang sehat dan mengurangi alkohol masih tetap dua cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker payudara. ”Menjadi aktif jelas dapat pula berperan – tapi, tidak memakan biaya dan waktu yang terlalu banyak.”

Anda tidak perlu untuk berlatih seperti atlet Olimpiade, kata Hiom, Tetapi, lanjut dia, kegembiaraan menonton tim Inggris membawa pulang begitu banyak medali emas mungkin telah mengilhami sebagian dari kita untuk menghabiskan lebih sedikit waktu di sofa. Apalagi, penelitian ini menegaskan, olahraga yang mencakup apa pun, yang membuat Anda sedikit terengah-engah seperti berkebun, berjalan dengan anjing atau pekerjaan rumah tangga, bermanfaat untuk mencegah kanker.

Perubahan kecil dalam rutinitas harian Anda, ucap Hiom, dapat bermanfaat. Sebut saja, menaiki tangga, bukan lift atau berjalan kaki ke kantor, sekolah, atau toko-toko dan menambahkan aktivitas lain selama seminggu.

Tetap aktif dapat membantu mencegah lebih dari 3.000 kasus kanker di Inggris setiap tahun, dan memiliki efek positif terhadap kesehatan Anda.”

Sumber: SHNews.co.