Sokongan
emosional dari keluarga dan teman adalah peluang bertahan hidup bagi
penderita kanker ovarium.
|
(Butuh dukungan/Dok:marsharivkin.org) |
NEW
YORK – Perempuan penderita kanker ovarium mungkin memiliki peluang
bertahan hidup lebih baik ketika mereka merasa didukung secara
emosional oleh keluarga dan teman, sebuah studi baru menunjukkan.
Para
peneliti menemukan, dari 168 pasien kanker ovarium, ada 95 orang yang
dianggap memiliki "keterikatan sosial yang tinggi".
Artinya, mereka memiliki hubungan yang membuat mereka merasa aman
secara emosional dan punya kedekatan erat dengan paling tidak satu
orang lain.
Dan,
menurut Reuters, Senin (23/7), setelah hampir lima tahun,
peneliti menemukan, sebanyak 59 persen pasien kanker yang masih
hidup memiliki hubungan akrab dengan teman atau keluarganya.
Sedangkan, presentase perempuan dengan ikatan emosional yang lebih
rendah mencapai 38 persen.
Para
peneliti tidak yakin soal alasan-alasan di balik hubungan tersebut.
Tampaknya faktor praktis, seperti memiliki seseorang yang membantu
Anda melewati hari demi hari, bisa menjadi jawaban. Namun, studi
dapat mengatakan apakah hubungan emosional yang dekat, itu sendiri,
mempengaruhi
peluang
kelangsungan hidup para perempuan penderita kanker ovarium tersebut.
Seorang
peneliti yang tidak terlibat penelitian mengingatkan untuk
berhati-hati menanggapi temuan-temuan tersebut.
Ini
adalah "studi korelasional yang ketat," kata James C.
Coyne, Direktur Program Onkologi Perilaku di University of
Pennsylvania School of Medicine di Philadelphia, Amerika Serikat.
"Dan, korelasi ini tidak menetapkan sebab-akibat," dia
menekankan.
Mungkin
ada berbagai alasan yang menghubungkan antara dukungan emosional dan
kelangsungan hidup, menurut Dr. Susan K. Lutgendorf dari University
of Iowa di Iowa City, yang memimpin studi baru.
Teman
Curhat
"Kita
berbicara tentang orang yang merasa punya hubungan dekat dengan orang
lain. Mereka merasa bahwa mereka memiliki seseorang yang dapat
mendengarkan curahan hati mereka," kata Lutgendorf.
Salah
satu kemungkinannya adalah bagi perempuan, dukungan dari seseorang
dapat mengurangi stres, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka
dalam beberapa cara. Berdasarkan penelitian lain, orang yang merasa
mendapat dukungan dari keluarga dan teman kemungkinan lebih dekat
untuk menjalani pengobatan, Lutgendorf mencatat.
Tapi
dalam studi terakhir, Lutgendorf dan rekan-rekannya telah melihat
beberapa kaitan langsung yang potensial. Mereka menemukan bahwa
tingkat "keterikatan sosial" dari penderita kanker ovarium
tampaknya berkorelasi dengan peradangan tertentu dan fungsi kekebalan
tubuh, misalnya.
Namun,
tidak ada yang tahu bahwa hubungan emosional yang erat benar-benar
dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup bagi perempuan
penderita kanker.
Bahkan,
kata Coyne, beberapa uji klinis telah meneliti apakah meningkatkan
dukungan sosial, melalui kelompok pendukung atau psikoterapi, dapat
memperpanjang hidup pasien kanker.
"Dan
temuan secara universal negatif," kata dia.
Hasil
studi terbaru yang dilaporkan dalam Journal of Clinical Oncology,
mengkaji 168 perempuan yang dipantau sejak menjalani operasi kanker
ovarium. Mereka semua menyelesaikan kuesioner mengenai dukungan
sosial dan gejala depresi.
Hasilnya,
95 perempuan mencetak angka cukup tinggi dalam kategori dukungan
emosional yang kuat. Para peneliti menemukan, setelah memperhitungkan
faktor lain, seperti usia dan stadium kanker, dukungan emosional,
sendiri, masih terkait dengan kelangsungan hidup yang agak lebih
baik.
Perempuan
yang merasa mendapat dukungan yang kuat, ternyata 13 persen lebih
rendah dari kematian selama masa studi. Di sisi lain, "instrumental"
dukungan tidak terkait dengan kelangsungan hidup.
"Itu
berarti punya seseorang yang dapat memberikan dukungan konkret,"
Lutgendorf menjelaskan. "Apakah Anda punya seseorang yang dapat
membawa Anda ke dan dari kunjungan dokter? Apakah ada seseorang yang
bisa berbelanja untuk Anda?"
Lutgendorf
sendiri terkejut dengan jenis tipe dukungan yang terkait dengan
kelangsungan hidup tersebut.
Lantas
apa makna keseluruhan dari temuan ini bagi perempuan penderita kanker
ovarium?
Kelompok
Pendukung
"Banyak
perempuan memiliki dukungan luar biasa dari keluarga dan teman,"
kata Lutgendorf. "Tapi, jika Anda pikir Anda perlu lebih banyak
dukungan, Anda bisa mendapatkan itu."
Pusat
kanker sering memiliki layanan "kesehatan" yang menawarkan
dukungan kelompok atau jenis bantuan psikologis dan emosional, kata
Lutgendorf. Dokter juga dapat bertanya kepada pasien kanker ovarium:
“apakah dia punya seseorang teman untuk diajak bicara?”,
misalnya. Dia melanjutkan, dokter yang melihat hasil tes depresi
pasien juga dapat bertanya soal dukungan emosional juga.
Kelompok
pendukung memang dapat membantu pasien yang tertarik, menurut Coyne.
Tapi, jangan mengharapkan mereka untuk memperpanjang hidup Anda, dia
menambahkan.
Menurut
Coyne perlu penelitian lebih dalam tentang ini. Termasuk, memantau
setiap "peristiwa kesehatan penting" dan melihat bagaimana
hubungan sosial membantu perempuan mengatasi masalah-masalah
kesehatannya.
"Hipotesis
dasar saya adalah bahwa perempuan yang memiliki hubungan dekat
memiliki lebih banyak kesempatan untuk menumpahkan dendamnya terhadap
penyakitnya dan mengatasi komplikasi bedah, dan tanda-tanda (kanker)
yang kambuh secara tepat waktu," kata Coyne.
Dia
juga mengkritisi teori bahwa ikatan emosional dapat memiliki efek
pada sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan kelangsungan hidup
kanker. Satu hal, Coyne mengatakan, belum jelas bagaimana berbagai
"variabel imunologi" mempengaruhi perkembangan kanker itu.
Dia
memperingatkan, untuk berhati-hati memberi harapan yang tinggi soal
masa depan.
"Pasien
kanker sangat rentan terhadap harapan yang tidak realistis bahwa
mereka dapat memperpanjang hidup mereka dengan memperkuat sistem
kekebalan tubuh mereka," kata Coyne.