Kamis, 23 Agustus 2012

Ekstrak Teh Hijau Melenyapkan Kanker

Peneliti sedang mengembangkan ekstrak teh hijau sebagi obat baru antikanker.

JAKARTA – Sudah lama teh hijau diduga memiliki keampuhan antikanker dari ekstraknya yang disebut epigallocatechin gallate. Beberapa penelitian dilakukan untuk itu. Namun, tim peneliti Universitas Strathclyde menemukan bahwa senyawa dalam ekstrak teh hijau melenyapkan 40 persen kanker di dalam uji coba laboratorium.

(Teh hijau/Dok:lifestyle.blogspot.com) 
Penemuan ini mendorong tim peneliti berusaha mengembangkan minuman dari ekstrak teh hijau untuk menyusutkan tumor, menurut Telegraph, Selasa (21/8).

Apalagi, studi-studi teh hijau sebelumnya membawa hasil yang tidak menggembirakan. Terutama karena para meneliti menggunakan infus yang gagal membawa cukup ekstrak teh hijau ke tumornya.

Jadi, tim Strathclyde merancang "sistem pengiriman yang ditargetkan", celengan penampung ekstrak pada protein yang membawa molekul zat besi, yang menghisap tumor-tumor. Dan, untuk pertama kalinya, tes laboratorium pada jenis kanker kulit manusia menunjukkan 40 persen dari tumor menghilang setelah sebulan pengobatan. Dalam pengobatan tambahan, tumornya menyusut hingga 30 persen.

Ini adalah hasil yang sangat menggembirakan yang kami harapkan bisa membuka jalan bagi pengobatan kanker baru dan efektif,” kata Dr Christine Dufès, dosen senior di Strathclyde Institute of Pharmacy and Biomedical Sciences, yang memimpin penelitian. “Dengan metode kami, ekstrak teh hijau mengurangi ukuran dari banyak tumor setiap hari, dalam beberapa kasus menghilangkan mereka sama sekali,” ujar Dufès yang mempublikasikan temuan ini dalam jurnal Nanomedicine.

Sebaliknya, kata dia, ekstrak ini tidak berpengaruh sama sekali ketika disampaikan dengan cara lain, padahal satu dari tumor-tumor ini selalu tumbuh.

"Penelitian ini bisa membuka pintu untuk pengobatan baru penyakit penyakit yang menjadi pembunuh terbesar di banyak negara," ujar Dufès.

Tim Strathclyde adalah peneliti pertama yang menggunakan dosis ektrak teh hijau yang cukup tinggi yang berfek pada tumor.

Dufès menjelaskan, persoalan utamanya, ketika diberikan melalui intravena, ektrak teh hijau ini menyebar ke mana-mana sehingga terlalu encer ketika sampai ke tumor. "Dengan sistem pengiriman yang ditargetkan, itu langsung dibawa ke tumor tanpa efek pada jaringan normal."

Ilmuwan kanker semakin banyak menggunakan pengiriman yang ditargetkan untuk meningkatkan hasil dengan mengandalkan berbagai 'reseptor' untuk tumor yang memiliki zat biologis yang berbeda. Dalam hal ini, para ilmuwan menggunakan fakta bahwa tumor memiliki reseptor untuk transferin, protein plasma yang mengangkut besi melalui darah.

Menanggapi temuan ini, Dr Julie Sharp, dari Cancer Research Inggris mengatakan, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekstrak dari teh hijau mungkin memiliki beberapa efek pada sel-sel kanker di laboratorium. “Tetapi ini belum didukung oleh penelitian pada manusia," kata Sharp.

Karena itu, menurut dia, terlalu pagi untuk mengatakan bahwa menikmati teh hijau memiliki manfaat yang lebih luas dalam memerangi kanker. Yang pasti, dia menambahkan, “Diet seimbang yang sehat dapat membantu mengurangi risiko itu."

Sumber: SHNews.co.

Senin, 13 Agustus 2012

Aspirin “Mengurangi Risiko Kanker”


Dosis harian aspirin dapat mencegah kanker dan juga mengurangi risiko kematian akibat penyakit itu.

Aspirin (Dok:telegraph/ALAMY)
JAKARTA – Satu lagi manfaat aspirin terungkap. Sebuah studi terhadap lebih dari 100 ribu orang sehat menemukan bahwa mereka yang menggunakan dosis aspirin setiap hari, duaperlima kurang mungkin terkena dan meninggal dunia akibat penyakit lambung, esofagus atau kanker kolorektal pada dekade berikutnya.

Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of National Cancer Institute juga menunjukkan, risiko pengguna aspirin untuk tewas akibat kanker lain lebih rendah 12 persen. Selain itu, secara keseluruhan, menurut Telegraph, Jumat (10/8), aspirin menurunkan 16 persen risiko kematian akibat kanker jenis apa pun.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan hasil yang sama. Karenanya, makalah baru ini menambah panjang bukti yang mendukung minum aspirin untuk melindungi tubuh.

Dalam studi sebelumnya, dokter menyerukan penggunaan dosis rendah aspirin pada usia pertengahan, terutama bagi mereka dengan riwayat keluarga kanker atau penyakit jantung. Sebab, aspirin diduga memberi manfaat perlindungan pada mereka.

Dalam studi baru ini, para penulis mengatakan, “Bahkan manfaat yang relatif sederhana sehubungan dengan kematian kanker secara keseluruhan masih bisa mempengaruhi saldo risiko yang bermakna dan manfaat profilaksis (pelindung) dalam penggunaan aspirin."

Dosis harian aspirin bagi mereka yang berusia 60 tahun dapat memotong risiko kanker hingga 40 persen dan mungkin menawarkan perlindungan setelah beberapa tahun, para peneliti mengklaim.

Para peneliti dari American Cancer Society itu mempelajari data dari 100.000 lebih pria dan perempuan sehat. Kebanyakan partisipan berusia di atas 60 tahun. Tim peneliti menanyai mereka tentang penggunaan aspirin secara teratur selama dekade berikutnya.

Mereka menemukan bahwa mereka yang menggunakan aspirin setiap hari, kurang mungkin meninggal dunia akibat kanker dalam sebelas tahun berikutnya. Efek terbesarnya pada kanker saluran pencernaan.

Tidak seperti penelitian sebelumnya, penelitian baru ini menemukan tidak ada perbedaan antara pasien yang sudah menggunakan aspirin setiap hari selama kurang dari lima tahun, dan mereka yang mengkonsumsinya dalam jangka panjang.

Mengacu pada studi terpisah, para ilmuwan mengatakan, ada "beberapa saran" efek perlindungan dari aspirin yang bisa dimulai dalam tiga tahun dosis harian.

Editorial yang menyertai artikel Dr John Baron dari North Carolina University itu, mengatakan penelitian baru memperkirakan manfaat kesehatan aspirin yang bisa jadi "konservatif". Dia menambahkan, “Obat ini jelas mengurangi kejadian dan kematian kanker pencernaan luminal, dan juga dapat mempengaruhi kanker lain."

Namun, Dr. Eric Jacobs, yang memimpin penelitian, menekankan orang sebaiknya tidak menggunakan aspirin setiap hari, sebelum membahas potensi efek samping, seperti pendarahan perut, dengan dokter mereka.

"Meskipun bukti terbaru tentang penggunaan aspirin dan kanker ini memberi harapan, masih terlalu dini untuk menganjurkan orang mulai mengkonsumsi aspirin secara khusus untuk mencegah kanker,” Jacobs menegaskan.

"Bahkan aspirin dosis rendah secara substansial dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal serius. Keputusan tentang penggunaan aspirin harus dilakukan dengan menyeimbangkan risiko terhadap manfaat dalam konteks riwayat kesehatan masing-masing individu," kata dia.

Sumber: SHNews.co.