Minggu, 21 April 2013

Wortel, Penjinak Kanker Prostat

Asam retonoic dalam vitamin A ditemukan mampu mengekang sel-sel kanker ganas di prostat.
Wortel dan sayuran hijau dapt mengurangi ganasnya sel induk kanker prostat/Dok:ist.

YORK – Wortel adalah senjata baru dalam perang melawan kanker prostat, klaim para ilmuwan. Sebuah studi yang dipimpin Profesor Norman Maitland dari University of York, Inggris, menemukan diet kaya vitamin A bisa menjadi kunci untuk mengalahkan kanker prostat karena mempermudah pengobatan penyakit ini.

"Jika kankernya terbatas hanya pada prostat akan jauh lebih dapat diobati dengan obat konvensional. Ini mengenai lebih baik mencegah daripada mengobati. Ini dapat menghentikan penyebaran kanker,” ujar Prof Maitland dalam laporan Daily Mail, pekan ini.

Vitamin A dapat ditemukan dalam makanan seperti wortel, ubi jalar, dan sayuran berdaun hijau seperti kale. Dan, para peneliti mengungkapkan asam retenoic, bahan kimia dalam vitamin A, dapat mengurangi kemampuan sel-sel kanker untuk menyerang jaringan di sekitarnya.

"Kami mematikan gen-gen kembar tertentu dalam sel-sel induk kanker prostat yang ganas. Ketika kita mengaktifkannya kembali dengan asam retenoic, sel-sel kankernya jadi kurang agresif,” Prof Maitland.

Prof Maitland mengatakan sudah bertahun-tahun diketahui bahwa kadar rendah vitamin A dalam sampel darah pria terkait dengan kanker prostat. Namun, tidak yang tahu tentang mekanisme yang terlibat di dalamnya.

"Ini perkembangan baru yang menarik, yang menghubungkan unsur dari diet dengan sel induk kanker prostat.”

Sumber: SHNews.co.

Sabtu, 20 April 2013

Perempuan Diimbau Waspada Kanker Ovarium

Kanker ovarium tidak menunjukkan gejala spesifik sehingga perempuan kerap mengabaikan gejalanya.


Foto:www.daily-mail.co.zm

MEDAN - Kaum wanita diimbau selalu waspada kemungkinan terkena kanker ovarium. Sebaiknya lebih sering melakukan pemeriksaan ke dokter ahli karena jenis penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala awal.

Konsultan Onkologi Ginekologi RSCM Jakarta, Prof Farid Aziz, dalam seminar penanganan kanker pada sistem reproduksi perempuan, di Medan, Kamis (19/4), mengatakan sekitar 80 persen kasus kanker ovarium yang ditemukan sudah masuk pada stadium lanjut.

Kanker ovarium tidak menunjukkan gejala spesifik, sehingga membuat kaum wanita lalai. Padahal kanker ovarium salah satu kanker paling mematikan bagi perempuan.

Kanker ini bergejala menyerupai penyakit umum, termasuk gejala pada gangguan sistem pencernaan dan kandung kemih. Ketika kanker benar-benar berada pada ovarium, gejala yang dirasakan penderita biasanya akan semakin terasa.

Menurut dia ada beberapa gejala umum yang dapat dicurigai sebagai gejala kanker tersebut dan harus segera diperiksa ke dokter, misalnya rasa kembung atau kekenyangan.

"Kemudian sakit dibagian pelvis, sering muntah dan buang air kecil, penurunan berat badan, sakit kepala dan sering merasa lelah, nyeri pada perut, dan rasa sakit pada bagian punggung bawah," katanya.

Sementara Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof Andrijono, dalam kesempatan yang sama, mengatakan, hingga saat ini penyebab kanker ovarium belum ditemukan.

Pada umumnya kanker bermula ketika sel sehat mengalami mutasi gen sehingga mengubah sel normal menjadi sel tidak normal.

"Sel kanker berkembang dan berbelah secara terus menerus dan tidak terkendali. Sel-sel kanker ini tidak mati yang kemudian membentuk menjadi tumor. Lalu menyerang jaringan terdekat dan menyebar kejaringan lain pada tubuh," katanya.

Ia juga mengharapkan kalangan perempuan harus lebih memahami kesehatan dan peduli untuk menjaga alat reproduksinya.

Karena perempuan memiliki sistem reproduksi yang tidak sederhana, sehingga penting untuk ditangani oleh tim medis yang memiliki keilmuan dibidang ginekologi.

Sumber:SHNews.co.

Selasa, 09 April 2013

Pertarungan Atlet Melawan Kanker

Kanker tidak menyurutkan para atlet untuk terus berjuang menjalani hidup.

LONDON – Penyakit kanker dapat menyerang siapa saja, termasuk para atlet. Tak sedikit olahragawan yang bertarung melawan salah satu penyakit paling mematikan di dunia tersebut. Ada yang kalah, ada yang bertahan, dan bahkan berhasil sembuh.

Jose Francisco Molina/live-match.org

Kiper Deportivo La Coruna, José Francisco Molina, adalah contoh atlet yang berhasil lepas dari kanker. Kanker testis yang menggerogotinya membuat dia tak bisa merumput lagi.

Namun, Molina begitu gigih melawan penyakitnya dengan menjalani kemoterapi. Setelah sembuh, dia kembali bermain untuk Depor. Kini, atlet kelahiran 1970 itu menjadi pelatih Villareal.

Ada juga Ludmila Engquist, atlet cabang atletik yang berhasil bertahan hidup setelah terkena kanker payudara. Peraih medali emas di lari gawang 100 meter di Atlanta 1996 itu pertama kali didiagnosa dokter pada 1999. Tumor pertama kali ditemukan di payudaranya. Dia sembuh setelah menjalani mastektomi atau operasi pengangkatan payudara.

Empat bulan setelah itu, Ludmila kembali berlari dan meraih perunggu di Kejuaraan Dunia di Seville. Sayangnya, da harus pensiun dini setelah mengaku memakai doping.

Yang paling menghebohkan adalah Lance Armstrong. Peraih tujuh kali gelar juara Tour de France ini harus menyudahi kariernya dan menjadi seorang pecundang setelah pengakuannya menggunakan doping.

Armstrong didiagnosa kanker testis pada usia 25 tahun. Menurut dokter, sel-sel kankernya telah menyebar ke paru-paru dan otak. Kesempatan hidupnya tinggal 40 persen saja, menurut dokter.

Namun, perjuangan panjang akhirnya membuat Armstrong kembali bisa mengayuh sepeda dan menjadi yang tercepat di dunia.

Terakhir, ada punggawa Barcelona, Eric Abidal, yang kembali ke lapangan hijau setelah menjalani transplantasi hati. Pemain asal Prancis itu harus menunggu satu tahun untuk kembali merumput bersama Barcelona.

Laga perdana Abidal dimulai saat Barcelona melumat Mallorca 5-0 setelah menggantikan Pique di babak kedua.(Marca/BBC/AP

Sumber: SHNews.co