Peneliti
sedang mengembangkan ekstrak teh hijau sebagi obat baru antikanker.
JAKARTA
– Sudah lama teh hijau diduga memiliki keampuhan antikanker dari
ekstraknya yang disebut epigallocatechin gallate. Beberapa
penelitian dilakukan untuk itu. Namun, tim peneliti Universitas
Strathclyde menemukan bahwa senyawa dalam ekstrak teh hijau
melenyapkan 40 persen kanker di dalam uji coba laboratorium.
(Teh hijau/Dok:lifestyle.blogspot.com) |
Penemuan
ini mendorong tim peneliti berusaha mengembangkan minuman dari
ekstrak teh hijau untuk menyusutkan tumor, menurut Telegraph,
Selasa (21/8).
Apalagi,
studi-studi teh hijau sebelumnya membawa hasil yang tidak
menggembirakan. Terutama karena para meneliti menggunakan infus
yang gagal membawa cukup ekstrak teh hijau ke tumornya.
Jadi,
tim Strathclyde merancang "sistem pengiriman yang ditargetkan",
celengan penampung ekstrak pada protein yang membawa molekul zat
besi, yang menghisap tumor-tumor. Dan, untuk pertama kalinya, tes
laboratorium pada jenis kanker kulit manusia menunjukkan 40 persen
dari tumor menghilang setelah sebulan pengobatan. Dalam pengobatan
tambahan, tumornya menyusut hingga 30 persen.
“Ini
adalah hasil yang sangat menggembirakan yang kami harapkan bisa
membuka jalan bagi pengobatan kanker baru dan efektif,” kata Dr
Christine Dufès, dosen senior di Strathclyde Institute of Pharmacy
and Biomedical Sciences, yang memimpin penelitian. “Dengan metode
kami, ekstrak teh hijau mengurangi ukuran dari banyak tumor setiap
hari, dalam beberapa kasus menghilangkan mereka sama sekali,” ujar
Dufès yang mempublikasikan temuan ini dalam jurnal Nanomedicine.
Sebaliknya,
kata dia, ekstrak ini tidak berpengaruh sama sekali ketika
disampaikan dengan cara lain, padahal satu dari tumor-tumor ini
selalu tumbuh.
"Penelitian
ini bisa membuka pintu untuk pengobatan baru penyakit penyakit yang
menjadi pembunuh terbesar di banyak negara," ujar Dufès.
Tim
Strathclyde adalah peneliti pertama yang menggunakan dosis ektrak teh
hijau yang cukup tinggi yang berfek pada tumor.
Dufès
menjelaskan, persoalan utamanya, ketika diberikan melalui intravena,
ektrak teh hijau ini menyebar ke mana-mana sehingga terlalu encer
ketika sampai ke tumor. "Dengan sistem pengiriman yang
ditargetkan, itu langsung dibawa ke tumor tanpa efek pada jaringan
normal."
Ilmuwan
kanker semakin banyak menggunakan pengiriman yang ditargetkan untuk
meningkatkan hasil dengan mengandalkan berbagai 'reseptor' untuk
tumor yang memiliki zat biologis yang berbeda. Dalam hal ini, para
ilmuwan menggunakan fakta bahwa tumor memiliki reseptor untuk
transferin, protein plasma yang mengangkut besi melalui darah.
Menanggapi
temuan ini, Dr Julie Sharp, dari Cancer Research Inggris mengatakan,
beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekstrak dari teh hijau mungkin
memiliki beberapa efek pada sel-sel kanker di laboratorium. “Tetapi
ini belum didukung oleh penelitian pada manusia," kata Sharp.
Karena
itu, menurut dia, terlalu pagi untuk mengatakan bahwa menikmati teh
hijau memiliki manfaat yang lebih luas dalam memerangi kanker. Yang
pasti, dia menambahkan, “Diet seimbang yang sehat dapat membantu
mengurangi risiko itu."
Sumber: SHNews.co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar