Aspirin
dapat membantu pasien kanker usus usia lanjut hidup lebih lama,
menurut studi baru.
Aspirin/Alamy. |
NEW
YORK – Pasien kanker usus umur sepuh yang diberi resep harian
aspirin kurang mungkin meninggal dunia dibandingkan mereka yang tidak
minum obat tersebut. Demikian temuan baru yang dipublikasikan dalam
Journal of the American Geriatrics Society.
Meski
hasil ini perlu dikonfirmasi dengan berbagai studi yang lebih ketat,
para peneliti telah menambahkan bukti yang mengaitkan aspirin dengan
peluang pasien kanker untuk hidup lebih lama. Selain itu, riset
menunjukkan pula obat relatif murah ini dapat mencegah beberapa jenis
penyakit di tempat pertama.
Pedoman
medis saat ini mendukung penggunaan aspirin dosis rendah untuk
mencegah penyakit jantung. Tetapi, obat ini tidak direkomendasikan
untuk melawan atau mencegah kanker, mengutip Reuters, Jumat
(7/12).
Studi
melibatkan lebih dari 500 pasien kanker usus di Belanda berusia 70
tahun atau lebih. Lebih dari 100 orang diberi resep dosis rendah
aspirin setiap hari untuk melindungi jantung setelah mereka
didiagnosis kanker.
Antara
1998 hingga 2007, tingkat kematian bagi mereka yang menelan aspirin
sekitar setengah dari pengguna nonaspirin. Efek terbesar dirasakan
oleh pasien yang kankernya makin naik dan mereka yang tidak menerima
kemoterapi.
Dosis
Rendah
Studi
sebelumnya juga menarik kaitan penggunaan aspirin dan peningkatan
kelangsungan hidup. Penelitian yang dipublikasikan dalam New
England Journal of Medicine pada Oktober silam, mengungkapkan
terapi aspirin dapat memperpanjang kelangsungan hidup bagi pasien
kanker usus yang tumornya memiliki mutasi genetik tertentu.
Namun,
perlu uji coba ilmiah terkontrol secara acak untuk mengkonfirmasi
temuan yang didasarkan pada pengamatan setelah fakta. Karenanya, para
peneliti belum dapat memastikan apa sebenarnya yang mencuatkan efek
aspirin pada opa dan oma yang digerogoti kanker usus ini.
“Kami
cukup yakin dengan efeknya, tapi tidak yakin seberapa besar,” kata
penulis studi, Dr. Gerrit Jan Liefers dari Medical Center
Universitas Leiden di Belanda.
Salah
satu keterbatasan dari studi ini adalah bahwa tampaknya aspirin
diresepkan tidak untuk obat. Sebab, dosis rendah aspirin untuk
melindungi jantung tidak tersedia di toko obat Belanda.
Ada
kemungkinan, manfaat aspirin untuk jantung membantu pasien hidup
lebih lama. Namun, peneliti tidak bisa menjelaskan besaran perbedaan
dalam tingkat kematian. Juga, mungkin ada perbedaan antara kelompok
yang belum ditemukan oleh para peneliti yang membuat pengguna aspirin
hidup lebih panjang.
Liefers
sendiri tidak sepenuhnya jelas bagaimana aspirin dapat memerangi
kanker usus. Satu kemungkinan: aspirin memblokir enzim
cyclooxygenase-2 atau COX-2, yang terlibat dalam peradangan dan
diekspresikan dalam sekitar 70 persen dari tumor usus.
Sumber
: SHNews.co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar