Kamis, 26 Juli 2012

Pasien Kanker Ovarium Perlu Teman


Sokongan emosional dari keluarga dan teman adalah peluang bertahan hidup bagi penderita kanker ovarium.

(Butuh dukungan/Dok:marsharivkin.org)
NEW YORK – Perempuan penderita kanker ovarium mungkin memiliki peluang bertahan hidup lebih baik ketika mereka merasa didukung secara emosional oleh keluarga dan teman, sebuah studi baru menunjukkan.

Para peneliti menemukan, dari 168 pasien kanker ovarium, ada 95 orang yang dianggap memiliki "keterikatan sosial yang tinggi". Artinya, mereka memiliki hubungan yang membuat mereka merasa aman secara emosional dan punya kedekatan erat dengan paling tidak satu orang lain.

Dan, menurut Reuters, Senin (23/7), setelah hampir lima tahun, peneliti menemukan, sebanyak 59 persen pasien kanker yang masih hidup memiliki hubungan akrab dengan teman atau keluarganya. Sedangkan, presentase perempuan dengan ikatan emosional yang lebih rendah mencapai 38 persen.

Para peneliti tidak yakin soal alasan-alasan di balik hubungan tersebut. Tampaknya faktor praktis, seperti memiliki seseorang yang membantu Anda melewati hari demi hari, bisa menjadi jawaban. Namun, studi dapat mengatakan apakah hubungan emosional yang dekat, itu sendiri, mempengaruhi
peluang kelangsungan hidup para perempuan penderita kanker ovarium tersebut.

Seorang peneliti yang tidak terlibat penelitian mengingatkan untuk berhati-hati menanggapi temuan-temuan tersebut.

Ini adalah "studi korelasional yang ketat," kata James C. Coyne, Direktur Program Onkologi Perilaku di University of Pennsylvania School of Medicine di Philadelphia, Amerika Serikat. "Dan, korelasi ini tidak menetapkan sebab-akibat," dia menekankan.

Mungkin ada berbagai alasan yang menghubungkan antara dukungan emosional dan kelangsungan hidup, menurut Dr. Susan K. Lutgendorf dari University of Iowa di Iowa City, yang memimpin studi baru.

Teman Curhat
"Kita berbicara tentang orang yang merasa punya hubungan dekat dengan orang lain. Mereka merasa bahwa mereka memiliki seseorang yang dapat mendengarkan curahan hati mereka," kata Lutgendorf.

Salah satu kemungkinannya adalah bagi perempuan, dukungan dari seseorang dapat mengurangi stres, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka dalam beberapa cara. Berdasarkan penelitian lain, orang yang merasa mendapat dukungan dari keluarga dan teman kemungkinan lebih dekat untuk menjalani pengobatan, Lutgendorf mencatat.

Tapi dalam studi terakhir, Lutgendorf dan rekan-rekannya telah melihat beberapa kaitan langsung yang potensial. Mereka menemukan bahwa tingkat "keterikatan sosial" dari penderita kanker ovarium tampaknya berkorelasi dengan peradangan tertentu dan fungsi kekebalan tubuh, misalnya.

Namun, tidak ada yang tahu bahwa hubungan emosional yang erat benar-benar dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup bagi perempuan penderita kanker.

Bahkan, kata Coyne, beberapa uji klinis telah meneliti apakah meningkatkan dukungan sosial, melalui kelompok pendukung atau psikoterapi, dapat memperpanjang hidup pasien kanker.

"Dan temuan secara universal negatif," kata dia.

Hasil studi terbaru yang dilaporkan dalam Journal of Clinical Oncology, mengkaji 168 perempuan yang dipantau sejak menjalani operasi kanker ovarium. Mereka semua menyelesaikan kuesioner mengenai dukungan sosial dan gejala depresi.

Hasilnya, 95 perempuan mencetak angka cukup tinggi dalam kategori dukungan emosional yang kuat. Para peneliti menemukan, setelah memperhitungkan faktor lain, seperti usia dan stadium kanker, dukungan emosional, sendiri, masih terkait dengan kelangsungan hidup yang agak lebih baik.

Perempuan yang merasa mendapat dukungan yang kuat, ternyata 13 persen lebih rendah dari kematian selama masa studi. Di sisi lain, "instrumental" dukungan tidak terkait dengan kelangsungan hidup.

"Itu berarti punya seseorang yang dapat memberikan dukungan konkret," Lutgendorf menjelaskan. "Apakah Anda punya seseorang yang dapat membawa Anda ke dan dari kunjungan dokter? Apakah ada seseorang yang bisa berbelanja untuk Anda?"

Lutgendorf sendiri terkejut dengan jenis tipe dukungan yang terkait dengan kelangsungan hidup tersebut.

Lantas apa makna keseluruhan dari temuan ini bagi perempuan penderita kanker ovarium?

Kelompok Pendukung
"Banyak perempuan memiliki dukungan luar biasa dari keluarga dan teman," kata Lutgendorf. "Tapi, jika Anda pikir Anda perlu lebih banyak dukungan, Anda bisa mendapatkan itu."

Pusat kanker sering memiliki layanan "kesehatan" yang menawarkan dukungan kelompok atau jenis bantuan psikologis dan emosional, kata Lutgendorf. Dokter juga dapat bertanya kepada pasien kanker ovarium: “apakah dia punya seseorang teman untuk diajak bicara?”, misalnya. Dia melanjutkan, dokter yang melihat hasil tes depresi pasien juga dapat bertanya soal dukungan emosional juga.

Kelompok pendukung memang dapat membantu pasien yang tertarik, menurut Coyne. Tapi, jangan mengharapkan mereka untuk memperpanjang hidup Anda, dia menambahkan.

Menurut Coyne perlu penelitian lebih dalam tentang ini. Termasuk, memantau setiap "peristiwa kesehatan penting" dan melihat bagaimana hubungan sosial membantu perempuan mengatasi masalah-masalah kesehatannya.

"Hipotesis dasar saya adalah bahwa perempuan yang memiliki hubungan dekat memiliki lebih banyak kesempatan untuk menumpahkan dendamnya terhadap penyakitnya dan mengatasi komplikasi bedah, dan tanda-tanda (kanker) yang kambuh secara tepat waktu," kata Coyne.

Dia juga mengkritisi teori bahwa ikatan emosional dapat memiliki efek pada sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan kelangsungan hidup kanker. Satu hal, Coyne mengatakan, belum jelas bagaimana berbagai "variabel imunologi" mempengaruhi perkembangan kanker itu.

Dia memperingatkan, untuk berhati-hati memberi harapan yang tinggi soal masa depan.

"Pasien kanker sangat rentan terhadap harapan yang tidak realistis bahwa mereka dapat memperpanjang hidup mereka dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka," kata Coyne.

Sumber: SHNews.co.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar