Para dokter
menemukan kombinasi terapi yang membombardir sel-sel kanker tanpa
merusak sel normal.
(Dok:yeecode.com) |
JAKARTA –
Para dokter telah menjatuhkan “bom pintar” pertama untuk kanker
payudara. Ini adalah terapi untuk membombardir sel-sel racun dalam
kanker dan membiarkan sel-sel normal tetap sehat.
Mengutip AP,
Minggu (3/6), pengobatan eksperimental ini membuat para pasien dapat
hidup beberapa bulan tanpa merasakan sakit yang begitu parah. Yang
tidak kalah penting, sepertinya, pengobatan tersebut dapat membuat
pasien bertahan hidup.
Dalam temuan
yang akan disajikan pada konferensi kanker di Chicago, Amerika
Serikat, peneliti menemukan, setelah dua tahun pengobatan, 65 persen
pasien tetap hidup dibandingkan 47 persen pada kelompok pembanding
yang mengkonsumsi dua obat kanker standar.
Batas
tersebut hanya turun sedikit di bawah kriteria sangat ketat yang
ditetapkan peneliti untuk menghentikan penelitian dan mengumumkan
pengobatan baru sebagai pemenang. Para peneliti juga berharap manfaat
terapi makin jelas sejalan dengan waktu.
Tambahan
pula, peneliti juga belum dapat menentukan kelangsungan hidup
rata-rata dari kelompok pasien yang menjalani pengobatan baru.
"Perbedaan
mutlaknya adalah lebih besar satu tahun dari waktu hidup mereka,"
kata Dr. Kimberly Blackwell, pemimpin studi dari Duke University.
"Ini adalah langkah maju yang besar."
Namun,
Blackwell memperingatkan agar para pasien tidak terlalu berharap
besar pada temuan tersebut. Obat ini, kata dia, masih percobaan
sehingga belum tersedia di pasaran. Dia berharap pengobatan ini
mencapai pasar dalam setahun.
Senjata
Ganda
Pengobatan
ini didasarkan pada Herceptin, terapi gen bertarget pertama
untuk kanker payudara. Pengobatan ini digunakan untuk sekitar 20
persen pasien tumor yang kelebihan protein tertentu.
Para
peneliti mengkombinaskan Herceptin, kemoterapi yang begitu beracun,
dengan sebuah bahan kimia untuk menjaga agar keduanya mencapai sel
kanker dan melepaskan racun untuk membunuhnya.
Senjata
ganda yang disebut T-DM1 atau "bom pintar" ini sebenarnya
tidak sepenuhnya cerdas. Herceptin bukan perangkat pelacak, hanya
sebuah zat yang mengikat beberapa ons sel kanker payudara saat
bertemu bom tersebut.
Dokter
menguji T-DM1 terhadap 991 perempuan dengan kanker payudara yang
telah menyebar luas dan makin buruk dengan memberikan Herceptin dan
kemoterapi biasa. Mereka juga mendapatkan infus T-DM1 lain setiap
tiga minggu atau infus harian Xeloda plus pil Tykerb--satu-satunya
pengobatan yang disetujui dalam kasus-kasus kanker lain.
Waktu
bertahan bagi pasien yang diberikan T-DM1 bertambah hampir 10 bulan
daripada kelompok lain yang hanya enam bulan. Pemeriksaan tentang
besarnya manfaat yang awalnya dilihat dengan Herceptin, kemudian
terbukti meningkatkan kelangsungan hidup secara keseluruhan juga,
kata Blackwell.
Selain itu,
T-DM1 menyebabkan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat
lain. Memang, beberapa perempuan yang menggunakan T-DMI1 menunjukkan
tanda-tanda kerusakan hati dan tingkat yang lebih rendah dari
pembekuan darah. Tetapi, kebanyakan relawan tidak memiliki masalah
yang biasa didapatkan dari kemoterapi.
"Rambut
mereka tidak rontok, mereka tidak muntah. Mereka tidak perlu obat
mual dan transfusi,” kata Dr Blackwell, yang pernah menjadi
konsultan di Genentech, sponsor studi tersebut.
"Data
yang cukup menarik," kata Dr Michael Link, spesialis kanker anak
di Stanford University yang juga Presiden American Society of
Clinical Oncology, yang akan menjadi tuan rumah Konferensi Chicago
tempat temuan ini disajikan.
"Ini
semacam jenis terapi bom pintar, racun yang dikirim ke tumor dan
yang tidak menimbulkan kerusakan pada organ lain," kata dia.
Sumber: SHNews.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar