Senin, 04 Juni 2012

“Bom Pintar” untuk Kanker Payudara


Para dokter menemukan kombinasi terapi yang membombardir sel-sel kanker tanpa merusak sel normal.

(Dok:yeecode.com)
JAKARTA – Para dokter telah menjatuhkan “bom pintar” pertama untuk kanker payudara. Ini adalah terapi untuk membombardir sel-sel racun dalam kanker dan membiarkan sel-sel normal tetap sehat.

Mengutip AP, Minggu (3/6), pengobatan eksperimental ini membuat para pasien dapat hidup beberapa bulan tanpa merasakan sakit yang begitu parah. Yang tidak kalah penting, sepertinya, pengobatan tersebut dapat membuat pasien bertahan hidup.

Dalam temuan yang akan disajikan pada konferensi kanker di Chicago, Amerika Serikat, peneliti menemukan, setelah dua tahun pengobatan, 65 persen pasien tetap hidup dibandingkan 47 persen pada kelompok pembanding yang mengkonsumsi dua obat kanker standar.

Batas tersebut hanya turun sedikit di bawah kriteria sangat ketat yang ditetapkan peneliti untuk menghentikan penelitian dan mengumumkan pengobatan baru sebagai pemenang. Para peneliti juga berharap manfaat terapi makin jelas sejalan dengan waktu.

Tambahan pula, peneliti juga belum dapat menentukan kelangsungan hidup rata-rata dari kelompok pasien yang menjalani pengobatan baru.

"Perbedaan mutlaknya adalah lebih besar satu tahun dari waktu hidup mereka," kata Dr. Kimberly Blackwell, pemimpin studi dari Duke University. "Ini adalah langkah maju yang besar."

Namun, Blackwell memperingatkan agar para pasien tidak terlalu berharap besar pada temuan tersebut. Obat ini, kata dia, masih percobaan sehingga belum tersedia di pasaran. Dia berharap pengobatan ini mencapai pasar dalam setahun.

Senjata Ganda
Pengobatan ini didasarkan pada Herceptin, terapi gen bertarget pertama untuk kanker payudara. Pengobatan ini digunakan untuk sekitar 20 persen pasien tumor yang kelebihan protein tertentu.

Para peneliti mengkombinaskan Herceptin, kemoterapi yang begitu beracun, dengan sebuah bahan kimia untuk menjaga agar keduanya mencapai sel kanker dan melepaskan racun untuk membunuhnya.

Senjata ganda yang disebut T-DM1 atau "bom pintar" ini sebenarnya tidak sepenuhnya cerdas. Herceptin bukan perangkat pelacak, hanya sebuah zat yang mengikat beberapa ons sel kanker payudara saat bertemu bom tersebut.

Dokter menguji T-DM1 terhadap 991 perempuan dengan kanker payudara yang telah menyebar luas dan makin buruk dengan memberikan Herceptin dan kemoterapi biasa. Mereka juga mendapatkan infus T-DM1 lain setiap tiga minggu atau infus harian Xeloda plus pil Tykerb--satu-satunya pengobatan yang disetujui dalam kasus-kasus kanker lain.

Waktu bertahan bagi pasien yang diberikan T-DM1 bertambah hampir 10 bulan daripada kelompok lain yang hanya enam bulan. Pemeriksaan tentang besarnya manfaat yang awalnya dilihat dengan Herceptin, kemudian terbukti meningkatkan kelangsungan hidup secara keseluruhan juga, kata Blackwell.

Selain itu, T-DM1 menyebabkan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat lain. Memang, beberapa perempuan yang menggunakan T-DMI1 menunjukkan tanda-tanda kerusakan hati dan tingkat yang lebih rendah dari pembekuan darah. Tetapi, kebanyakan relawan tidak memiliki masalah yang biasa didapatkan dari kemoterapi.

"Rambut mereka tidak rontok, mereka tidak muntah. Mereka tidak perlu obat mual dan transfusi,” kata Dr Blackwell, yang pernah menjadi konsultan di Genentech, sponsor studi tersebut.

"Data yang cukup menarik," kata Dr Michael Link, spesialis kanker anak di Stanford University yang juga Presiden American Society of Clinical Oncology, yang akan menjadi tuan rumah Konferensi Chicago tempat temuan ini disajikan.

"Ini semacam jenis terapi bom pintar, racun yang dikirim ke tumor dan yang tidak menimbulkan kerusakan pada organ lain," kata dia.

Sumber: SHNews.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar