Gadis 20
tahun yang menunggu waktu kematian akibat tumor di otaknya selamat setelah
bermain rollercoaster.
Emma Basset diselamatkan rollercoaster (foto:Daily Mail) |
LONDON –
Delapan tahun bergelut dengan tumor bukan waktu yang pendek. Apalagi,
tumor yang menyerang makin besar dari waktu-ke waktu. Tapi, siapa
sangka, seorang gadis berusia 20 tahun selamat dari tumor otaknya
setelah bermain rollercoaster.
Ketika di
bangku sekolah dasar, Emma Bassett mulai merasa tidak enak badan dan
dirujuk ke rumah sakit untuk tes. Dia diagnosis mengidap tumor di
otaknya pada usia 12 tahun. Dokter yang memeriksa mengatakan, tumor di otak Emma sebesar buah jeruk.
"Sungguh
mengejutkan menemukan saya punya tumor dan sudah tumbuh di dalam
diriku, mungkin selama bertahun-tahun, tanpa saya sadari,” kata Emma
kepada Daily Mail,
Rabu (6/6).
Benjolan di
kepalanya itu menghalangi aliran cairan serebro spinal yang
mengelilingi otak dan melindungi sistem saraf pusat pada trauma.
Menurut dokter, tumor itu sudah berkembang sejak dia berusia enam
tahun.
Menurut
dokter, Emma harus menjalani operasi pengangkatan tumor. Namun,
operasi akan berbahaya karena berdampak buruk pada dirinya.
"Saya
memiliki begitu banyak hidroterapi, fisioterapi, dan terapi wicara
yang memampukan saya sampai hari ini. Para dokter pikir saya mungkin
bisa membuat sedikit perbaikan setelah operasi,” kata Emma.
Emma tak menyangka memiliki tumor sejak enam tahun (Dok:Daily Mail) |
Selama
delapan tahun dengan tumor, gadis berambut lurus ini telah menjalani berbagai operasi.
Dia menghabiskan waktu satu tahun dengan kakinya dalam belat,
kemudian dua tahun berjalan dengan tongkat penopang.
"Setelah
operasi, saya tidak bisa berjalan, berbicara, atau bahkan memberi
makan diriku sendiri. Namun, saya bertekad saya akan berjalan lagi
dan mengalahkan tumor itu. Ini butuh tahun-tahun kerja keras,” kata
Emma.
Dia bahkan
harus memiliki sol khusus yang dimasukkan dalam sepatu untuk
mendukung dia berjalan.
Lumpuh di pipi kiri (Daily Mail) |
Namun, tumor
di kepalanya tidak berhenti tumbuh sehingga Emma harus menemui
dokter. Kali ini, melihat tumornya yang makin besar, dokter
mengatakan dia perlu dioperasi lagi. Namun, kali ini, risikonya
adalah dia bisa berada dalam kondisi koma. Waktu hidupnya berada
dalam hitungan jam.
Akhir pekan
sebelum operasi, Gina, ibunda Emma, mengajak putrinya dan beberapa
teman ke Thorpe Park di Surrey, London, Inggris. Emma juga gembira
karena bisa menikmati waktu-waktu terakhirnya bersama ibu dan
teman-temannya. Di sana, mereka naik rollercoaster.
Tanpa
disangka, gerakan naik turun yang begitu cepat ketika naik
rollercoaster bermanfaat bagi penyakitnya. Cairan di otaknya dapat menyebar sehingga mengurangi
tekanan yang dapat membunuhnya.
“Pada
pemeriksaan terakhir saya, tidak ada tanda-tanda tumornya muncul kembali, ini jadi berita besar," kata perempuan yang tinggal di
Twickenham, London barat.
Juru kampanye |
Para dokter
mengatakan bahwa mereka tidak pernah berharap akan menemukan kemajuan
yang begitu besar pada Emma. Sebab, Emma benar-benar telah sembuh.
Satu-satunya tanda bahwa tumor pernah ada di otaknya, adalah sedikit
kelumpuhan pada sisi kiri wajahnya.
Kini, Emma telah bekerja sama dengan Samantha Dickson Brain Tumour Trust
untuk menjadi juru bicara kampanye HeadSmart yang bertujuan
meningkatkan kesadaran bagaimana menemukan tanda-tanda awal tumor
otak.
“Akhirnya,
saya bisa bisa melakukan hal-hal yang selalu saya inginkan dan
menjalani kehidupan yang selalu ingin saya tempuh,” kata calon guru
ini.
Sumber: SHNews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar