Ginseng
dosis tinggi dapat mengurangi kelelahan yang disebabkan oleh kanker,
kata studi.
JAKARTA –
Ginseng dapat membantu penderita kanker mengatasi kelelahan
berkepanjangan. Demikian temuan terbaru peneliti dari Pusat Kanker
Klinik Mayo Amerika Serikat.
Akar ginseng Amerika (Dok:minnesota.publicradio.org) |
Peneliti Dr.
Debra Barton dari Klinik May menemukan, ginseng membantu pasien
kanker melawan rasa lemah akibat penyakitnya dalam jangka panjang.
Konsumsi dosis tinggi ginseng Amerika ternyata lebih efektif
mengurangi kelelahan terkait kanker.
Daily
Mail, Senin (4/6), melaporkan studi
mempelajari 340 pasien yang sedang menyelesaikan pengobatan kanker
atau sedang dirawat karena kanker di satu dari 40 pusat komunitas
medis. Sebanyak 60 persen pasien di antaranya menderita kanker
payudara.
Setiap hari,
para pasien yang terlibat studi menerima dosis plasebo (palsu) atau
2.000 miligram ginseng berbentuk kapsul yang mengandung akar ginseng
murni Amerika.
Barton
menjelaskan, ginseng kadang-kadang diolah dengan menggunakan etanol
yang dapat memberikan sifat seperti estrogen yang dapat membahayakan
pasien kanker payudara.
Nah, pada
empat minggu, ginseng murni yang diberikan hanya sedikit memberi
perbaikan pada gejala kelelahan. Namun, pada delapan minggu, ginseng
yang ditawarkan menunjukkan peningkatan yang signifikan bagi pasien
kanker yang umumnya mengalami kelelahan, seperti perasaan “aus”,
“lemas”, “loyo”, “ambruk”, atau “lesu” dibandingkan
kelompok plasebo.
Dr Barton
mengatakan, setelah delapan minggu, “kami melihat 20 titik
peningkatan” atas pasien kanker menghadapi kelelahan. Ini diukur
dengan standar kelelahan pada skala 100 poin. Herbal ini juga, lanjut
Barton, jelas tidak memiliki efek samping.
Selama ini
ginseng dikenal dalam pengobatan tradisional China sebagai obat kuat
alami. Hingga penelitian ini, dampak ginseng belum diuji secara
ekstensif terhadap kelelahan melemahkan yang terjadi pada hampir 90
persen pasien kanker.
Kelelahan
pada pasien kanker telah dikaitkan dengan peningkatan
sitokin--protein penyebab peradangan--dalam sistem kekebalan tubuh
serta tingkat hormon stres kortisol yang rendah.
Studi pada
hewan menunjukkan bahan aktif ginseng yang disebut ginsenosides dapat
mengurangi sitokin terkait dengan peradangan. Studi ini juga
menemukan ginseng dapat membantu mengatur kadar kortisol dalam hewan.
Selanjutnya,
Dr. Borton akan meneliti secara dekat efek ginseng pada biomarker
atau tanda-tanda khusus dalam tubuh, terutama
untuk kelelahan. Pasalnya, menurut dia, "kanker adalah
pengalaman stres kronis berkepanjangan dan efeknya dapat berlangsung
10 tahun setelah diagnosis dan pengobatan.”
Dia
menambahkan, “Jika kita dapat membuat tubuh lebih baik selama
pengobatan dengan menggunakan ginseng, kita mungkin dapat mencegah
kelelahan berat jangka panjang.”
Sumber: SHNews.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar