Disebut
First Warning System, bra yang dapat mendeteksi kanker payudara ini
sedang dikembangkan.
JAKARTA
– Hanya dengan mengenakan bra, Anda dapat mengetahui payudara Anda
memiliki kanker atau tidak. Ya semudah itu. Begitu rilis yang
dikeluarkan Lifeline Biotechnologies, perusahaan yang mengembangkan
“bra pintar” yang disebut First Warning Systems atau Sitem
Peringatan Pertama, baru-baru ini.
Bra Pintar/FoxNews.com |
Huffington
Post melaporkan Biotechnologies Lifeline telah menciptakan dan
menguji “bra pintar" yang mereka gambarkan sepeti "perangkat
skrining kesehatan payudara baru dan metode berbasis teknologi dalam
ilmu kesehatan jaringan.”
Mengacu
pada Sistem Peringatan Pertama, penelitian terhadap lebih dari 650
perempuan, menunjukkan hasil deteksi rata-rata minimal 90 persen.
Para peneliti membandingkannya dengan pengujian mamogram standar,
yang menurut mereka, akurasinya rata-rata 70 persen.
"Sistem
Peringatan Pertama mampu tidak hanya mengidentifikasi kelainan
jaringan payudara pada tahap awal, tetapi juga dapat mengidentifikasi
lokasi umum dari kelainan tersebut dalam tiga dimensi untuk empat
kuadran dari masing-masing payudara," menurut rilis dari
Biotechnologies Lifeline.
Identifikasi
Kelainan
Bra
ini, “Bukan langkah tambahan dalam proses skrining kanker payudara,
tetapi sebagai alat indentifikasi dini kelainan payudara yang akurat,
yang menghasilkan panas melalui pembuluh darah baru yang menyehatkan
daerah yang bersangkutan."
Bra
yang ditempatkan di kantor dokter ini memiliki 16 kode warna sensor
yang ditempelkan ke payudara pasien. Sensor akan mengukur suhu pada
waktu diprogram selama pengujian yang telah ditentukan. Data tersebut
kemudian disimpan dalam alat perekam yang dipakai oleh pasien.
Setelah tes selesai, pasien kemudian menyerahkan perangkat itu kepada
dokter. Sensor akan dihapus, data diunggah, dan kemudian dianalisis.
Setelah mendapatkan laporan teserbut, barulah dokter memanggil pasien
untuk memberikan rekomendasi klinis.
Pihak
Yayasan Susan G. Komen menyatakan banyak mamogram mendeteksi jaringan
sel abnormal positif yang akhirinya berubah menjadi palsu. Dan, bra
ini adalah deteksi yang dapat menjadi terobosan besar yang membuat
pengujian lebih mudah bagi perempuan. Para ahli percaya penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan sebelum menggunakan bra ini secara
aktif.
"Banyak
penelitian obat dan peralatan medis, bahkan yang berdasarkan pendapat
sains dan prinsip-prinsip teknis, tidak berakhir dengan adopsi dalam
praktik klinis," kata Dr Ted Gansler, Direktur Konten Medis
untuk American Cancer Society. "Alasan utamanya adalah hasil uji
klinis yang ketat dari produk-produk baru tersebut kurang efektif
dibandingkan yang ada saat ini."
Mamografi
Penting
Dr
Gansler juga menjelaskan pula bahwa mengabaikan mamografi akan
berbahaya, mendatangkan efek yang serius.
"Perempuan
wanita memilih setiap tes skirining kanker payudara berdasarkan
termografi, bukan mamografi, akan membuat kesalahan serius yang bisa
berakibat fatal. Semua organisasi kesehatan medis dan masyarakat
merekomendasikan mamografi dan tidak merekomendasikan termografi atau
tes lain berdasarkan pengukuran suhu untuk deteksi dini kanker
payudara."
Dr.
Michele Doughty, yang telah melakukan penelitian yang luas tentang
bagaimana kanker payudara mempengaruhi perempuan dari berbagai ras
yang berbeda, berpikir bra ini dapat digunakan sebagai bagian dari
tes keseluruhan tanpa mengganti mamografi.
"Perlu
ada penelitian lebih lanjut dan studi tentang efek jangka panjang
dari bra karena mereka harus mengandung beberapa jenis komponen sinar
ultraviolet atau komponen kimia," kata Dr Doughty. "Mamogram
dan bra hanya layar untuk kanker payudara. Satu-satunya cara untuk
benar-benar mendeteksi kanker payudara adalah melalui biopsi untuk
menemukan spesimen di laboratorium.”
Planet
Smart melaporkan bahwa jika uji klinis membawa hasil yang lebih
sukses, bra ini akan dijual seharga AS$1.000. Bra cerdas ini akan
beredar di Eropa tahun depan dan kemudian di AS pada 2014.
Sumber:SHNews.co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar