Sebuah
studi baru menemukan multivitamin sederhana menurunkan risiko kanker
bagi pria sehat.
Multivitamin/AP |
JAKARTA
– Sebuah studi baru mengejutkan para ahli karena mematahkan temuan
tentang kaitan antara vitamin dan risiko kanker. Sebelumnya peneliti
mengklaim konsumsi masing-masing vitamin tidak membantu mencegah
penyakit kronis, bahkan justru tampaknya meningkatkan risiko kanker
baru.
Tetapi,
studi baru yang dipublikasikan secara online di Journal of
the American Medical Association, mengutip AP, pekan silam, menemukan
multivitamin sederhana dapat menurunkan risiko kanker bagi pria sehat
yang mengkonsumsinya selama lebih dari satu dekade. Multivitamin,
menurut peneliti, menurunkan kemungkinan berkembangnya kanker hingga
delapan persen.
Meski
begitu, para ahli kanker menyatakan, multivitamin masih kurang
efektif dibandingkan dengan olah raga, diet yang baik, dan tidak
merokok, yang masing-masing dapat menurunkan risiko kanker sebesar 20
sampai 30 persen.
"Ini
adalah efek yang sangat ringan dan secara pribadi saya tidak yakin
itu cukup signifikan untuk merekomendasikan kepada siapa pun,
meskipun menjanjikan," kata Dr. Ernest Hawk, Wakil Presiden
Pencegahan Kanker di University of Texas MD Anderson Cancer Center
dan mantan Ketua National Cancer Institute. "Setidaknya ini
tidak menunjukkan kerusakan karena beberapa penelitian sebelumnya
menunjukkan itu dalam vitamin tunggal."
Studi
menunjukkan pula, multivitamin tidak membawa perubahan dalam risiko
pengembangan kanker prostat, yang menyumbang setengah dari semua
kasus kanker di Amerika Serikat. Multivitamin juga menurunkan risiko
kanker lain sebesar 12 persen. Ada juga kecenderungan sedikit
kematian terkait kanker di antara pengguna multivitamin.
Perbedaan
yang begitu kecil tersebut bisa saja terjadi secara kebetulan,
menurut peneliti. Karenanya, para ahli kanker mengatakan temuan baru
ini perlu dikonfirmasi oleh studi lain sebelum merekomendasikan
multivitamin kepada publik.
Sepertiga
orang dewasa di Negeri Paman Sam dan separuh dari mereka yang berusia
di atas 50 tahun mengasup multivitamin. Pernyataan dari Kantor
Federal Suplemen Diet menyatakan tidak ada lembaga pemerintah yang
merekomendasikan penggunaan rutin multivitamin "terlepas dari
kualitas diet seseorang."
Studi
memperlihatkan pula bahwa multivitamin mungkin membawa hasil yang
berbeda pada perempuan atau lelaki muda atau orang-orang yang tidak
sehat dibandingkan dengan pria sehat yang dikaji dalam penelitian
ini.
Tip
dari Dokter
Untuk
penggunaan multivitamin, para dokter menyarankan beberapa tip
berikut:
- Multivitamin adalah suplemen diet, yang tidak mendapatkan pengujian yang ketat dan resep obat dari dokter.
- Tanyakan kepada dokter sebelum menggunakan multivitamin apa pun. Pasalnya, Vitamin K dapat mengganggu obat-obatan jantung umum dan pengencer darah. Vitamin C dan E dapat menurunkan efektivitas beberapa jenis kemoterapi. Beberapa vitamin juga mempengaruhi perdarahan dan respons terhadap anestesi terhadap mereka yang menjalani operasi.
- Perokok yang baru berhenti dan mantan perokok harus menghindari multivitamin yang kaya beta-karoten atau vitamin A. Dua studi sebelumnya telah mengaitkan keduanya dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.
Sumber: SHNews.co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar