Kentang
goreng beku paling mungkin mengandung bahan kimia penyebab kanker, klaim peneliti Amerika.
Paling mungkin mengandung bahan karsinogenik/Telegraph |
JAKARTA
– Kentang goreng beku dipasok ke beberapa restoran, tempat minum,
dan gerai makanan cepat saji. Namun, para ahli memperingatkan,
kentang goreng beku ini paling mungkin mengandung bahan kimia
penyebab kanker atau karsinogenik dalam tingkat yang lebih tinggi.
Irisan
makanan yang dipanggang, dikeringkan dan digoreng dalam tingkat
normal ini, melewati proses memasak yang menghasilkan makanan yang
renyah di luar, tetapi tetap mentah di dalam. Artinya, makanan lezat
ini tidak matang sempurna ketika sampai di meja pelanggan.
Namun,
dalam proses di pabrik, kentang goreng beku ini dapat mempengaruhi
jumlah akrilamida, “yang mungkin mengandung karsinogen pada
manusia” yang menetap dalam potongan makanan ketika dimasak,”
kata para peneliti yang menerbitkan studi ini dalam Journal of
Agricultural and Food Chemistry, mengutip Telegraph, September silam.
Akrilamida
adalah zat alami yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan gorengan
yang mengandung pati, termasuk kentang, yang diolah dengan suhu
tinggi baik saat digoreng maupun dipanggang. Sayangnya, menurut
peneliti, proses untuk menyiapkan potongan makanan goreng beku ini
tidak mengurangi tingkat zat kimia tersebut.
Para
ahli dari American Chemical Association menyerukan produsen
menggunakan cara yang lebih efisien untuk memasak kentang mentah
dengan membatasi jumlah akrilamida yang ditemukan di dalamnya.
Dalam
laporannya, ahli kimia makanan Donald Mottram dan timnya menjelaskan,
“Proses komersial meliputi pemilihan kentang hingga pemilahan,
pemotongan, pewarnaan, penambahan gula, pengeringan, penggorengan,
dan pembekuan. Dalam kombinasi hingga proses masak final ini
menghasilkan warna, tekstur, dan rasa kentang goreng yang konsumen
harapkan."
Mottram
menambahkan, akrilamida terbentuk secara alami dalam proses
pengolahan dan masak banyak produk makanan. “Formasi Akrilamida
dalam produk kentang goreng bisa dihindari."
Yakni,
dengan sebuah model komputer yang mengukur bagaimana akrilamida, asam
amino, gula, kadar lemak, dan lainnya bervariasi selama proses
memasak dan apa yang terjadi ketika variasi rasio itu berubah.
Yang
paling efektif dalam mengurangi akrilamida, menurut penili, adalah
dengan mengurangi fruktosa untuk rasio glukosa setelah pemotongan
kentang.
Laporan
itu mengatakan: "Untuk meminimalkan jumlah akrilamida dalam
kentang goreng yang dimasak, penting untuk memahami dampak dari
setiap tahap pembentukan akrilamida. Sebuah model berbasis matematika
dikembangkan pada jalur reaksi kimia dasar dari penggorengan final,
menggabungkan kelembaban dan suhu temperatur dalam kentang goreng.”
"Ini
menunjukkan kontribusi baik dari glukosa maupun fruktosa ke generasi
akrilamida dan memprediksi secara akurat isi dari akrilamida dalam
gorengan akhir."
Sumber: SHNews.co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar