Orang
yang lebih banyak makan ikan mungkin berisiko lebih rendah terkena
kanker usus besar dan dubur.
Anda kurang senang makan ikan? Mungkin temuan baru ini dapat
mengubah pola makan Anda.
Ikan salmon (Dok:WebMD) |
"Orang
yang jarang makan ikan mungkin mengalami manfaat kesehatan dalam
berbagai bidang--penyakit jantung, reproduksi dan sekarang kanker
usus besar--dengan agak meningkatkan konsumsi ikan mereka," kata
Dr Michael Gochfeld, profesor kedokteran lingkungan dan pekerjaan di
University of Medicine and Dentistry of New Jersey-Robert Wood
Johnson Medical School.
Dalam
kajian yang diterbitkan American Journal of Medicine, seperti dikutip
dari Reuters, Kamis (11/5), para peneliti menunjukkan, secara
keseluruhan makan ikan secara teratur terkait dengan risiko 12 persen
lebih rendah menderita atau meninggal dunia karena kanker usus besar
(kolon) dan dubur.
Temuan
ini berdasarkan analisis dari 41 studi sebelumnya yang mengaitkan
hubungan antara ikan dalam makanan dan diagnosa baru dan kematian
akibat kanker kolorektal.
Meski
studi baru ini lebih fokus pada ikan segar, para penulis tidak dapat
menentukan jenis ikan apa yang dimakan atau bagaimana penyajiannya
dalam studi-studi sebelumnya.
"Jika
Anda makan ikan sangat sering, tidak jelas apakah keuntungan Anda
terus naik (dengan makan lebih banyak)," kata dia.
Di
samping itu, cara penyajian ikan, termasuk “temperatur yang
digunakan untuk masak mungkin dapat mempengaruhi risiko kanker
kolorektal," kata Dr. Jie Liang dari Xijing Hospital of
Digestive Diseases in Xi'an, China, yang bekerja pada studi ini.
Menurut
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sekitar 143.000 orang
Amerika didiagnosis dengan kanker kolorektal pada 2007, data terakhir
yang tersedia. Penyakit ini mempengaruhi usus besar dan merupakan
salah satu penyebab utama kematian terkait kanker di Amerika Serikat.
Untuk
laporan baru, Liang dan rekan-rekannya menggabungan hasil dari 41
studi yang dipublikasikan antara 1990 dan 2011 yang mengukur konsumsi
ikan dan melacak diagnosa kanker. Penelitian meliputi Amerika
Serikat, Norwegia, Jepang, Finlandia, dan sejumlah tempat lain.
Hasil
itu diambil setelah memperhitungkan usia peserta studi, alkohol, dan
asupan daging merah, riwayat keluarga kanker serta faktor risiko
lain.
"Kanker
rektal jauh lebih jarang, jadi, kami lebih suka memiliki pengurangan
(risiko) yang lebih besar untuk kanker usus besar," kata
Gochfeld.
Tim
Liang tidak menyelidiki mengapa makan ikan mungkin berefek positif
pada risiko kanker kolorektal. Penelitian ini juga tidak dapat
membuktikan bahwa hanya ikan yang bertanggung jawab untuk risiko
rendah kanker pada beberapa peserta.
"Ini
tidak memberitahu kita apakah manfaat yang Anda dapatkan dari nutrisi
tertentu pada ikan atau fakta bahwa orang yang makan ikan cenderung
mengadopsi gaya hidup sehat lain, seperti menghindari daging merah
atau daging olahan," kata Gochfeld yang tidak terlibat dalam
penelitian.
Jika
ikan memang ada di balik rendahnya risiko kanker kolorektal, manfaat
tambahan mungkin berasal dari asam lemak esensial Omega-3 yang
ditemukan pada ikan tertentu, seperti salmon dan sarden.
Tetapi,
bahkan jika Omega-3 tingkat tingkat dalam lemak ikan memiliki efek
perlindungan, Gochfeld tidak dapat memastikan apakah manfaat serupa
juga didapat dari suplemen, seperti kapsul minyak ikan.
Sumber: SHNew.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar