Rabu, 16 Mei 2012

Ikan Mengurangi Risiko Kanker Usus

Orang yang lebih banyak makan ikan mungkin berisiko lebih rendah terkena kanker usus besar dan dubur.

Anda kurang senang makan ikan? Mungkin temuan baru ini dapat mengubah pola makan Anda.

Ikan salmon (Dok:WebMD)
"Orang yang jarang makan ikan mungkin mengalami manfaat kesehatan dalam berbagai bidang--penyakit jantung, reproduksi dan sekarang kanker usus besar--dengan agak meningkatkan konsumsi ikan mereka," kata Dr Michael Gochfeld, profesor kedokteran lingkungan dan pekerjaan di University of Medicine and Dentistry of New Jersey-Robert Wood Johnson Medical School.

Dalam kajian yang diterbitkan American Journal of Medicine, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/5), para peneliti menunjukkan, secara keseluruhan makan ikan secara teratur terkait dengan risiko 12 persen lebih rendah menderita atau meninggal dunia karena kanker usus besar (kolon) dan dubur.

Temuan ini berdasarkan analisis dari 41 studi sebelumnya yang mengaitkan hubungan antara ikan dalam makanan dan diagnosa baru dan kematian akibat kanker kolorektal.

Meski studi baru ini lebih fokus pada ikan segar, para penulis tidak dapat menentukan jenis ikan apa yang dimakan atau bagaimana penyajiannya dalam studi-studi sebelumnya.

"Jika Anda makan ikan sangat sering, tidak jelas apakah keuntungan Anda terus naik (dengan makan lebih banyak)," kata dia.

Di samping itu, cara penyajian ikan, termasuk “temperatur yang digunakan untuk masak mungkin dapat mempengaruhi risiko kanker kolorektal," kata Dr. Jie Liang dari Xijing Hospital of Digestive Diseases in Xi'an, China, yang bekerja pada studi ini.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sekitar 143.000 orang Amerika didiagnosis dengan kanker kolorektal pada 2007, data terakhir yang tersedia. Penyakit ini mempengaruhi usus besar dan merupakan salah satu penyebab utama kematian terkait kanker di Amerika Serikat.

Untuk laporan baru, Liang dan rekan-rekannya menggabungan hasil dari 41 studi yang dipublikasikan antara 1990 dan 2011 yang mengukur konsumsi ikan dan melacak diagnosa kanker. Penelitian meliputi Amerika Serikat, Norwegia, Jepang, Finlandia, dan sejumlah tempat lain.

Hasil itu diambil setelah memperhitungkan usia peserta studi, alkohol, dan asupan daging merah, riwayat keluarga kanker serta faktor risiko lain.


Dampak perlindungan dari konsumsi ikan sangat kuat untuk kanker rektal atau dubur dibandingkan usus besar. Lihat saja, mereka yang makan ikan dalam jumlah tertinggi memiliki risiko 21 persen lebih rendah terkena kanker dubur daripada mereka yang makan paling sedikit. Sedangkan untuk kanker usus besar, risiko penurunan lebih rendah empat persen—begitu kecil, ini bisa saja karena kebetulan.

"Kanker rektal jauh lebih jarang, jadi, kami lebih suka memiliki pengurangan (risiko) yang lebih besar untuk kanker usus besar," kata Gochfeld.

Tim Liang tidak menyelidiki mengapa makan ikan mungkin berefek positif pada risiko kanker kolorektal. Penelitian ini juga tidak dapat membuktikan bahwa hanya ikan yang bertanggung jawab untuk risiko rendah kanker pada beberapa peserta.

"Ini tidak memberitahu kita apakah manfaat yang Anda dapatkan dari nutrisi tertentu pada ikan atau fakta bahwa orang yang makan ikan cenderung mengadopsi gaya hidup sehat lain, seperti menghindari daging merah atau daging olahan," kata Gochfeld yang tidak terlibat dalam penelitian.

Jika ikan memang ada di balik rendahnya risiko kanker kolorektal, manfaat tambahan mungkin berasal dari asam lemak esensial Omega-3 yang ditemukan pada ikan tertentu, seperti salmon dan sarden.

Tetapi, bahkan jika Omega-3 tingkat tingkat dalam lemak ikan memiliki efek perlindungan, Gochfeld tidak dapat memastikan apakah manfaat serupa juga didapat dari suplemen, seperti kapsul minyak ikan.

Sumber: SHNew.co  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar