Jumat, 18 Mei 2012

Pizza, Menangkal Kanker Prostat


Para peneliti AS menemukan bumbu oregano dalam pizza mampu membuat sel kanker prostat bunuh diri.

NEW YORK - Pizza telah diklaim para peneliti sebagai salah satu makanan cepat saji yang merugikan kesehatan. Menurut mereka, makanan asli Italia ini tidak sehat.

Pizza diyakini penangkal kanker (Dokblog.xuite.net)
Tetapi, di balik keburukan tersebut, ternyata pizza menawarkan sisi baik pula untuk kesehatan. Sebuah penelitian memperlihatkan, pizza mampu memerangi penyakit kanker prostat.

Healthy Life, April silam melaporkan temuan para peneliti dari Long Island University, New York, Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa oregano, bumbu yang biasa digunakan dalam pizza dan makanan Italia lain, berpotensi menjadi senjata ampuh melawan kanker prostat.

Oregano (Dok:preparedpantry.com)
Para peneliti menelaah carvacrol, zat kimia dalam oregano dan kemudian memasukkan zat ini ke sel-sel kanker prostat di laboratorium. 

Hasilnya, carvacrol dengan cepat menyapu sel kanker. Selama empat hari, hampir semua sel kanker tewas. Pengujian ini menunjukkan bahwa oregano membuat sel-sel prostat bunuh diri.

Penelitian yang dipublikasikan dalam konferensi Experimental Biology di San Diego, AS, menunjukkan bahan kimia oregano sekarang dapat digunakan sendiri sebagai pengobatan terhadap kanker.

Beberapa peneliti sebelumnya telah menunjukkan bahwa makan pizza mampu mengurangi risiko kanker,” kata Supriya Bavadekar, farmakolog yang terlibat dalam penelitian.

Efek ini banyak dikaitkan dengan lycopene, zat yang ditemukan dalam saus tomat. Tapi, kami juga menemukan bumbu oregano memainkan peranan penting menekan kanker,” Dr. Bavadekar melanjutkan.

Selama ini, lycopene, pigmen yang memberikan warna tomat yang dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, juga dikaitkan sebagai penangkal kanker dan mengurangi risiko penyakit jantung.

Jika penelitian terus menunjukkan hasil positif, bumbu super ini dapat menyebabkan terapi yang sangat menjanjikan untuk pasien kanker prostat,” kata Dr. Bavadekar.

Tapi, penelitian masih pada tahap yang sangat awal. Dengan demikin, para peneliti perlu menggelar studi lanjutkan yang lebih mendalam dan luas demi temuan yang lebih lebih baik untuk dapat digunakan di dalam klinik.


Sumber: SHNews.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar