Para
peneliti AS menemukan bumbu oregano dalam pizza mampu membuat sel
kanker prostat bunuh diri.
NEW YORK -
Pizza telah diklaim para peneliti sebagai salah satu makanan cepat
saji yang merugikan kesehatan. Menurut mereka, makanan asli Italia
ini tidak sehat.
Pizza diyakini penangkal kanker (Dokblog.xuite.net) |
Tetapi, di
balik keburukan tersebut, ternyata pizza menawarkan sisi baik pula
untuk kesehatan. Sebuah penelitian memperlihatkan, pizza mampu
memerangi penyakit kanker prostat.
Healthy
Life, April silam melaporkan temuan para peneliti dari Long
Island University, New York, Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa
oregano, bumbu yang biasa digunakan dalam pizza dan makanan Italia
lain, berpotensi menjadi senjata ampuh melawan kanker prostat.
Oregano (Dok:preparedpantry.com) |
Para
peneliti menelaah carvacrol,
zat kimia dalam oregano dan kemudian memasukkan zat ini ke
sel-sel kanker prostat di laboratorium.
Hasilnya,
carvacrol dengan cepat menyapu sel kanker. Selama empat hari, hampir
semua sel kanker tewas. Pengujian ini menunjukkan bahwa oregano
membuat sel-sel prostat bunuh diri.
Penelitian
yang dipublikasikan dalam konferensi Experimental Biology di San
Diego, AS, menunjukkan bahan kimia oregano sekarang dapat digunakan
sendiri sebagai pengobatan terhadap kanker.
“Beberapa
peneliti sebelumnya telah menunjukkan bahwa makan pizza mampu
mengurangi risiko kanker,” kata Supriya Bavadekar, farmakolog yang
terlibat dalam penelitian.
“Efek ini
banyak dikaitkan dengan lycopene, zat yang ditemukan dalam
saus tomat. Tapi, kami juga menemukan bumbu oregano memainkan peranan
penting menekan kanker,” Dr. Bavadekar melanjutkan.
Selama ini,
lycopene, pigmen yang memberikan warna tomat yang dikaitkan dengan
sejumlah manfaat kesehatan, juga dikaitkan sebagai penangkal kanker
dan mengurangi risiko penyakit jantung.
“Jika
penelitian terus menunjukkan hasil positif, bumbu super ini dapat
menyebabkan terapi yang sangat menjanjikan untuk pasien kanker
prostat,” kata Dr. Bavadekar.
Tapi,
penelitian masih pada tahap yang sangat awal. Dengan demikin, para
peneliti perlu menggelar studi lanjutkan yang lebih mendalam dan luas
demi temuan yang lebih lebih baik untuk dapat digunakan di dalam
klinik.
Sumber:
SHNews.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar